Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2024, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anda mungkin akan langsung bergidik setelah membaca judul di atas.

Namun, jika Anda penasaran untuk mengetahui jawabannya, tidak ada salahnya untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Baca juga: Apakah Ular Piton Bisa Berenang?

Sebuah penelitian baru mengungkapkan daging ular piton merupakan alternatif protein yang mudah didapat dan berkelanjutan.

Jadi studi itu pun menyebutkan daging hewan ini bisa atau akan segera terhidang di piring makan kita di masa depan.

Hasil studi tersebut didapat setelah peneliti melakukan penelitian di dua peternakan ular.

Konsumsi ular piton

Mengutip Live Science, Senin (18/3/2024) para peneliti berpendapat bahwa ada banyak manfaat dari beternak ular piton, termasuk kemampuan ular untuk berpuasa dalam jangka waktu yang lama, kebutuhan ruang dan air yang rendah, serta produksi limbah yang minimal.

Selain itu ukuran tubuhnya yang besar, tingkat pertumbuhan yang cepat, dan tidak perlu khawatir dengan kaki atau sayapnya menjadikan ular piton sebagai sumber daging yang sangat efisien.

Baca juga: Kenapa Spesies Ular Sangat Banyak?

"Daging reptil tidak berbeda dengan ayam, tinggi protein, rendah lemak jenih," ungkap Patrick Aust, ahli zoologi dan peneliti di Universitas Oxford di Inggris.

Menurut penelitian ini, peternakan ular piton bisa ditemui di Asia namun belum berkembang di wilayah lain.

Dalam studi ini peneliti memantau tingkat pertumbuhan ular piton Burma (Python bivittatus) dan ular sanca batik (Malayopython reticulatus) yang baru lahir di dua peternakan.

Satu di provinsi Uttaradit, Thailand dan yang lainnya di Kota Ho Chi Minh, Vietnam.

Meskipun hanya menerima makanan sekali seminggu, kedua spesies ini tumbuh dengan cepat dan bertambah hingga 46 gram per hari selama jangka waktu 12 bulan.

Pada saat itu mereka dapat disembelih untuk diambil daging, kulitnya, dan produk lainnya.

Peneliti memberi ular piton berbagai makanan, termasuk ayam beku, hewan pengerat hasil tangkapan liar, dan tepung ikan, pelet.

Ular piton betina sendiri tumbuh lebih besar dibandingkan ular jantan.

Sekitar seperempat makanan yang dicerna ular diubah menjadi daging, apa pun pola makannya, dan 82 persen massa tubuh ular adalah daging yang dapat dimakan pada akhir percobaan.

Sebagai perbandingan, daging yang diambil dari sapi umumnya berjumlah sekitar 63 persen dari bobot sapi.

Baca juga: Spesies Ular Terbesar di Dunia Ditemukan di Hutan Hujan Amazon

“Efisiensi produksi ular piton lebih tinggi dibandingkan dengan produksi unggas,daging sapi, salmon," ungkap Aust.

Ular piton juga mempertahankan massa tubuhnya selama periode puasa yang berlangsung selama 127 hari berturut-turut berkat metabolisme mereka yang fleksibel.

Ular piton Burma dan ular sanca batik dewasa dapat memiliki berat lebih dari 100 kilogram dan betinanya dapat menghasilkan hingga 100 telur per tahun yang berarti menurut penelitian cocok untuk dikomersialkan.

Peneliti juga menyoroti peran peternakan ular dalam mengendalikan hama hewan pengerat dan mendaur ulang produk limbah dari industri daging, jika ular diberi makanan hewan pengerat dan limbah protein.

Tapi ide ini tentu saja bisa menuai pro dan kontra, apalagi adanya kendala mengani terbatasnya pemahaman cara memelihara ular dalam jumlah banyak dipenangkaran serta ketakutan umum yang dimiliki manusia terhadap ular.

Peneliti mempublikasikan temuan mereka di jurnal Scientific Reports.

Baca juga: Mengapa Ular Piton dan Boa Berukuran Sangat Besar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com