Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2024, 19:31 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Secara teknis, ular adalah kadal, tetapi karena ular juga sangat khas, para ahli biologi memisahkan ular dan kadal ke dalam kategori yang berbeda.

Meski bersarang di cabang yang sama dalam pohon silsilah keluarga, ular tak memiliki kaki, bertubuh panjang, dan merayap, sehingga mereka menonjol dibandingkan reptilia sekelasnya.

Keunikan ular

Ada sekitar 4.000 spesies ular hidup yang diketahui dan merupakan seperdelapan dari seluruh keanekaragaman vertebrata darat.

Ular berkembang biak di berbagai habitat yang berbeda-beda dan dalam kondisi yang sangat bervariasi; ada yang memanjat pohon, menggali lubang, berenang, dan bahkan terbang.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 22 Februari di Jurnal Science, tidak ada satu sifat pun yang dapat menjelaskan asal usul semua keragaman tersebut.

Baca juga: Spesies Ular Terbesar di Dunia Ditemukan di Hutan Hujan Amazon

Sebaliknya, semuanya bermuara pada apa yang para peneliti sebut sebagai “singularitas ular”. Secara umum, singularitas adalah perubahan kecil yang tidak dapat diprediksi dan menghasilkan sesuatu yang besar dan tidak terduga.

Dalam fisika, singularitas adalah suatu titik dalam realitas ketika aturan-aturan tidak berlaku, dan perluasan ruang-waktu yang cepat dapat terjadi.

Teori big bang berpendapat bahwa seluruh alam semesta muncul dari singularitas tersebut. Dalam biologi, singularitas mungkin terjadi ketika ledakan spesies berasal dari serangkaian perubahan yang berkelompok begitu erat sehingga tampak seketika dan tidak dapat dipisahkan dalam urutan waktu evolusi.

Banyaknya spesies ular adalah hasil dari peristiwa singularitas biologis, menurut penelitian baru.

Memikirkan evolusi dalam konteks singularitas merupakan pergeseran perspektif dalam bidang yang proses-prosesnya secara umum dipahami berlangsung secara bertahap dan perlahan.

Baca juga: Temuan Ular Air Baru, Spesies Ular Endemik di Sulawesi Total Jadi 60

Kemunculan spesies baru biasanya dijelaskan sebagai kejadian yang terjadi di pulau-pulau karena pemisahan geografis, sebagai akibat dari interaksi predator-mangsa yang berlarut-larut, atau muncul karena tekanan penyakit seiring berjalannya waktu.

Semua hal tersebut masih terjadi dan penting untuk memahami evolusi, namun ular (dan kelompok hewan serupa lainnya, seperti hewan pengerat dan burung pengicau) menunjukkan bahwa mungkin lompatan besar dan tiba-tiba juga merupakan bagian dari pertumbuhan pohon kehidupan.

Ledakan spesies ular

Menurut Daniel Rabosky, peneliti senior dan profesor ekologi di Universitas Michigan, penelitian baru menunjukkan bahwa ular pada dasarnya berevolusi dengan sangat cepat.

Rabosky menambahkan, melalui kecepatan ini, ular telah mampu melakukan diversifikasi ke berbagai cara hidup dan ekologis yang berbeda, lebih banyak dibandingkan kelompok hewan lainnya.

Meski demikian, apa yang sebenarnya membuat ular mampu mengungguli reptil lain secara evolusioner, masih belum terpecahkan.

Perkembangbiakan ular kemungkinan besar dipicu oleh banyaknya perubahan keberuntungan yang terjadi secara berurutan. Dan karena singularitas ular hanya terjadi sekali, hampir tidak mungkin untuk menguraikan efek relatif dari satu sifat terhadap sifat lainnya dan masih belum diketahui. Meski demikian, penelitian ini menawarkan beberapa wawasan menarik.

Baca juga: Benarkah Ular Kobra Termasuk Hewan Kanibal?

Dengan menggunakan urutan genetik baru dari lebih dari 1.000 spesies dan data tambahan yang sudah ada dari hampir 7.000 spesies reptil, para peneliti membangun salah satu pohon evolusi kadal dan ular yang paling rinci, yang dikenal sebagai squamates.

Peta filogenetik mereka menegaskan bahwa ular berevolusi menjadi relung ekologi dan bentuk fisik baru sekitar tiga kali lebih cepat dibandingkan squamate lainnya, dan sebagian besar evolusi tersebut terjadi selama sekitar 70 hingga 100 juta tahun terakhir.

Dan penggandaan spesies ular ini masih berlangsung. Tidak ada tanda-tanda bahwa segalanya akan melambat dalam waktu dekat, dan kemungkinan masih banyak hal yang perlu diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com