Temuan tersebut menggambarkan pentingnya hubungan hati-usus-otak serta menunjukkan bagaimana gangguan yang terjadi pada organ dapat menyebabkan kerusakan neurologis.
Selain itu, tikus yang diberi minyak yang dipanaskan menunjukkan peningkatan kolesterol dan tingkat penanda peradangan yang lebih tinggi seperti protein C-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP), yang terkait dengan serangan jantung dan stroke.
Peneliti juga mencatat kerusakan sel di dalam usus besar tikus, begitu pula dengan degenerasi sel pendukung saraf yang dikenal sebagai glia.
Dalam serangkaian percobaan lanjutan, penulis penelitian memaparkan tikus tersebut dengan monosodium glutamat (MSG) dan menemukan bahwa bahan tambahan makanan yang umum ini menyebabkan kerusakan neurologis lebih lanjut pada tikus yang mengonsumsi minyak bekas.
Hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada Discover BMB, pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology, yang diadakan pada tanggal 23-26 Maret di San Antonio.
Baca juga: Minyak Goreng Langka dan Mahal, Ini Alternatif Mengolah Makanan Menurut Ahli Gizi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.