Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Gastric Balloon", Prosedur Baru untuk Atasi Obesitas

Kompas.com - 09/03/2024, 06:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Obesitas menjadi masalah kesehatan yang mengkhawatirkan di seluruh dunia. Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2022, satu dari 8 orang di dunia mengalami obesitas.

Di Indonesia sendiri, prevalensi obesitas juga terbilang cukup tinggi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen.

Baca juga: Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Diperkirakan Alami Obesitas

Ini menjadi perhatian khusus, hingga Kementerian Kesehatan RI (Kemkes RI) mengeluarkan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS). Harapannya, jumlah orang dengan obesitas bisa berkurang.

Ketika seseorang didiagnosis mengalami obesitas, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Misalnya saja mengatur pola makan atau diet, mengubah gaya hidup menjadi aktif, dan lain sebagainya.

Namun ketika hal-hal tersebut dinilai tidak cukup efektif, dokter mungkin menyarankan perawatan lain. Salah satu perawatan yang bisa membantu mengatasi obesitas adalah gastric balloon.

Gastric balloon adalah ...

Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, gastric balloon adalah prosedur perawatan yang dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi volume perut tanpa pembedahan.

Prosedur ini menggunakan balon yang lembut, halus, dan tahan lama. Balon ini didesain untuk ditempatkan di perut agar mengurangi kapasitasnya sehingga membuat Anda merasa lebih kenyang dengan meski makan lebih sedikit.

Gastric balloon dilakukan tanpa pembedahan. Caranya, balon dimasukkan melalui mulut ke perut oleh dokter dalam bentuk kapsul yang tersambung selang khusus. Ketika sudah mencapai lambung, kapsul akan diisi dengan cairan saline sehingga bentuknya berubah menjadi balon.

Baca juga: Apa Saja Penyakit yang Dapat Disebabkan oleh Obesitas?

Tujuannya adalah mengisi area perut sehingga menyisakan tempat yang lebih sedikit untuk makanan dan minuman. Dengan begitu, orang yang mendapat prosedur ini akan kenyang lebih cepat setelah makan dalam porsi yang lebih kecil.

Selain itu, dengan gastric balloon rasa kenyang akan bertahan lebih lama.

Namun, perlu diingat, balon ini hanya sementara saja di lambung. Durasi balon ini berada di lambung adalah 4 bulan.

Setelah 4 bulan, balon akan keluar secara naturan melalui feses.

Siapa yang bisa mendapatkan gastric balloon?

Gastric balloon bisa menjadi pilihan bagi orang yang mengalami obesitas. Beberapa orang yang bisa mendapatkan prosedur ini biasanya:

  1. Punya indeks massa tubuh (IMT) antara 30-40. Orang dengan IMT di atas 30 sendiri digolongkan sebagai orang yang mengalami obesitas.
  2. Biasanya, orang yang memilih melakukan gastric balloon telah mencoba berbagai macam diet ataupun mengubah pola hidup, serta menjajal obat penurun berat badan tapi tak kunjung membuahkan hasil.
  3. Selain itu, gastric balloon juga menjadi pilihan bagi orang yang takut melalui prosedur pembedahan bariatrik.

Baca juga: Apa Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas?

Gastric balloon di Indonesia

Dr.dr.Peter Ian Limas,Sp.B-KBDRegenesis Indonesia Dr.dr.Peter Ian Limas,Sp.B-KBD

Di Indonesia, prosedur ini pertama dihadirkan oleh Regenesis Indonesia dengan nama Allurion Balloon. Salah satu klinik yang digandeng oleh Regenesis Indonesia adalah Digesti health Bariatric Clinic yang ditangani langsung oleh Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp.B-KBD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com