Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Organisme yang Memakan Tubuh Setelah Meninggal

Kompas.com - 22/02/2024, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian mengungkap mengenai organisme yang memakan tubuh setelah meninggal.

Peneliti juga berharap studi ini dapat membantu dunia foresik mengungkap berbagai kasus pembunuhan.

Baca juga: Selain di Organisme Laut dan Manusia, Plastik Juga Terdeteksi di Mamalia Darat Kecil

Mengutip Independent, Rabu (21/2/2024) dalam studinya, peneliti di Colorado State University (CSU) di Amerika mengamati 36 jenazah untuk memahami lebih baik bagaimana lingkungan dapat berdampak pada pembusukan setelah kematian.

Jenazah ditempatkan di iklim, lokasi, dan musim yang berbeda dan mengumpulkan data dari kulit dan tanah di sekitar selama siklus 21 hari pembusukan.

Waktu tersebut adalah saat tingkat dekomposisi umumnya cepat dan dinamis, karena jaringan mulai terurai dengan cepat.

Peneliti menemukan bahwa terlepas dari variabel lingkungan yang berperan, ada 20 atau lebih mikroba sama yang muncul untuk melakukan tugas mengurai tubuh kita.

"Sungguh luar biasa ada mikroba yang selalu muncul untuk menguraikan sisa-sisa jenazah," kata Jessica Metcalf, peneliti dalam studi ini.

"Kami melihat mikroba serupa datang pada waktu yang sama selama pembusukan," paparnya lagi.

Melansir Live Science, jaringan sekitar 20 mikroba itu terdiri dari campuran bakteri dan jamur yang biasanya tidak ada di tubuh manusia.

Selama penelitian para peneliti menemukan bahwa mikroorganisme ini muncul di jenazah seperti jarum jam pada titik-titik tertentu selama periode pembusukan 21 hari.

Baca juga: Piramida Biomassa, Piramida Brdasarkan Ukuran Tubuh Organisme

Hal tersebut membuat mereka curiga bahwa ada serangga seperti lalat terbang dan kumbang bangkai terlibat dalam siklus pembusukan dengan bertanggung jawab memasukkan mikroba atau mungkin membawanya dari jenazah yang mereka kunjungi sebelumnya.

Zachary Burcham, penulis studi pertama dan asisten profesor peneliti di Universitas Tennessee mengatakan pula, selain melihat mikroba yang sama pada jenazah, peneliti juga menemukan bahwa jumlah mikroba bertambah dan berkurang seiring berjalannya waktu seperti gelombang.

Dengan melacak gelombang mikroba yang berbeda, menggabungkan semua data dan menggunakan model pembelajaran mesin, peneliti dapat menghitung berapa lama jenazah telah membusuk di area tertentu.

Itu artinya mikroba tersebut suatu hari nanti dapat bertindak sebagai penanda waktu untuk menentukan kematian seseorang.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikroba yang membantu pembusukan ternyata berasal dari luar tubuh.

Beberapa teori mengenai pembusukan sebelumnya menyebut bahwa bakteri yang mengurai daging setelah kematian ditemukan di dalam organ dan mulai bekerja setelah kita meninggal.

Lebih lanjut, tim peneliti juga berupaya mengungkap bagaimana mikroba itu bisa ada di sana serta menyelidiki dekomposisi organisme dalam sistem tertutupp sehingga peneliti dapat melihat apakah pola serupa muncul.

Studi dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology.

Baca juga: Teknik Forensik Modern Ungkap Korban yang Tenggelam 5.000 Tahun Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com