Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Singa identik dengan surai yang lebat dan berkilau di sekitar leher mereka. Surai singa ternyata memiliki fungsi yang penting untuk predator ini.

Bruce Patterson, seorang pensiunan peneliti mamalia di Chicago's Field Museum, mengatakan singa jantan (Panthera leo) memiliki kepala besar dan leher besar, dan surai menonjolkan fitur tersebut.

Surai ini berfungsi untuk mengesankan singa lain, baik itu calon pasangan maupun calon saingan.

Sebuah studi tahun 2002 yang mengamati seleksi seksual, suhu, dan surai singa yang berbeda menemukan bahwa surai yang lebih gelap tampaknya lebih menarik bagi betina.

Surai gelap juga berkorelasi dengan nutrisi yang lebih baik dan kadar testoteron yang lebih tinggi.

Selain itu, singa jantan dengan surai yang lebih panjang tampaknya lebih mengintimidasi jantan lainnya.

Baca juga: Mengapa Simpanse Suka Melempar Kotorannya Sendiri?

Surai singa dipengaruhi oleh panas

Dikutip dari Live Science, Sabtu (5/8/2023) terlepas dari manfaat untuk mengesankan singa lain, memiliki surai yang tebal tidaklah selalu ideal, terutama jika berada di bawah sinar matahari sepanjang hari.

Ibaratnya, seperti memakai syal tebal di leher di musim panas.

Suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan masalah selama produksi sperma. Penelitian juga menunjukkan bahwa jantan dengan surai gelap cenderung memiliki lebih banyak sperma abnormal.

Masalah panas ini mungkin menjadi alasan mengapa beberapa populasi singa yang memiliki surai sangat kecil.

Contohnya populasi singa di Taman Nasional Tsavo Timur Kenya, yang lebih dekat ke permukaan laut dan lebih panas. Hanya sedikit atau hampir tidak ada singa jantan yang memiliki surai.

Namun berbeda dengan populasi singa di daerah seperti Serengeti atau Kawah Ngorongoro di Tanzania utara yang berada ribuan meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Mengapa Kucing Mengubur Kotorannya?

Ilustrasi singa. Empat singa di Kebun Binatang Barcelona dinyatakan positif Covid-19. Ini menjadi kasus kedua di dunia, penularan virus corona SARS-CoV-2 pada kucing besar.WIKIMEDIA COMMONS/Benh LIEU SONG Ilustrasi singa. Empat singa di Kebun Binatang Barcelona dinyatakan positif Covid-19. Ini menjadi kasus kedua di dunia, penularan virus corona SARS-CoV-2 pada kucing besar.

Suhu di sana yang secara teratur turun menjadi 16 derajat Celsius membuat singa jantan di wilayah tersebut memiliki surai yang lebat.

Lebih lanjut, seekor singa dengan surai yang lebat tidak akan berjalan terlalu jauh di siang hari atau bergerak terlalu jauh dari air. Itu akan menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan.

Perbedaan pertumbuhan surai juga terjadi pada singa di luar habitat aslinya.

Salah satu penelitian Patterson menunjukkan bahwa di antara singa kebun binatang di Amerika Utara di kota dengan cuaca dingin cenderung memiliki surai yang lebih tebal.

Singa betina dengan surai

Namun bukan hanya singa jantan yang bisa menumbuhkan surai, betina pun juga mampu, meskipun hal ini jarang terjadi.

Baca juga: Mengapa Cakar Harimau Tidak Boleh Dipotong?

Pada 2016, para peneliti mengumumkan lima singa betina telah menumbuhkan surai di Delta Okavango Botswana. Salah satu singa betina juga mengembangkan perilaku maskulin yang khas, seperti menaiki betina lainnya.

Pada tahun 2018, Kebun Binatang Kota Oklahoma mengungkapkan, seekor singa betina berusia 18 tahun bernama Bridget secara misterius menumbuhkan surai.

Tes darah kemudian mengungkapkan tumor jinak telah menyebabkan peningkatan kadar hormon androstenedione yang dapat menyebabkan sifat maskulin.

Kasus terakhir yang tercatat terjadi di tahun 2020, di mana seekor singa betina di Kebun Binatang Topeka di Kansas mulai menumbuhkan surai setelah satu-satunya jantan dalam kelompok itu mati.

Penjaga kebun binatang mengatakan kejadian itu adalah peristiwa acak yang tidak terkait dengan persaingan atau evolusi.

Baca juga: Mengapa Ikan Tidak Memiliki Leher?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com