Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Tidur Bisa Memengaruhi Berat Badan?

Kompas.com - 24/07/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com - Tidur ternyata salah satu aktivitas yang bisa memengaruhi berat badan.

Sebagian besar manusia membutuhkan setidaknya tujuh jam tidur setiap malam. Hal ini lantaran tidur dapat membuat berbagai sistem tubuh dapat berjalan dengan sehat.

Tidur yang cukup dan teratur dapat memengaruhi hormon, kesehatan usus, proses penyimpanan lemak, kemampuan dalam mengambil keputusan, yang semuanya dapat berhubungan dengan berat badan seseorang.

Tidur memengaruhi berat badan

Jadi mari kita bahas satu persatu bagaimana tidur bisa memengaruhi berat badan, seperti dikutip dari Live Strong, Senin (24/7/2023).

  • Kurang tidur memengaruhi hormon

Kualitas tidur seseorang dapat berpengaruh terhadap produksi hormon leptin dan ghrelin tubuh.

Leptin adalah hormon yang dilepaskan tubuh untuk meningkatkan rasa kenyang. Leptin juga mengatur asupan makanan dan pengeluaran energi, membantu tubuh mempertahankan berat badannya.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Mengigau saat Tidur?

Mengurangi jatah tidur, menurut Cynthia Li, MD seorang dokter pengobatan integratif dan fungsional berbasis di Berkeley, California dapat menurunkan kadar leptin tubuh.

Pada gilirannya, nafsu makan justru meningkat yang dapat menyebabkan seseorang malah makan berlebihan. Itu sebabnya, saat larut malam Anda merasa lapar dan berakhir dengan mencari-cari makanan ringan.

Sementara tingkat leptin menurun karena kurang tidur, tingkat ghrelin justru naik.

Ghrelin adalah hormon yang meningkatkan rasa lapar, menyebabkan tubuh menginginkan dan mengonsumsi lebih banyak makanan kaya kalori sebagai upaya untuk mengimbangi kekurangan energi.

Kurang tidur juga bisa meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, hormon yang berhubungan dengan stres.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Sleep Science, kortisol yang meningkat secara kronis tidak hanya dapat meningkatkan rasa lapar tetapi juga dapat berdampak negatif pada metabolisme tubuh.

Peningkatan kortisol yang disebabkan oleh kurang tidur juga dapat memengaruhi di mana tubuh menyimpan lemak.

Baca juga: Bagaimana Gangguan Tidur Bisa Menyebabkan Stroke?

Ilustrasi kurang tidur.Shutterstock/Prostock-studio Ilustrasi kurang tidur.

Li menjelaskan dalam keadaan kurang tidur, seseorang cenderung menyimpan lebih banyak lemak di perut.

"Lemak perut ini yang disebut VAT pada gilirannya melepaskan bahan kimia peradangan yang merangsang lebib banyak kortisol," papar Li.

Journal of Lipid Research mengungkapkan pula kurang tidur beberapa hari saja dapat memengaruhi cara tubuh menyimpan lemak dari makanan.

Setelah membandingkan sampel darah, peneliti menemukan bahwa peserta yang tidurnya kurang mempertahankan lebih sedikit lemak dalam aliran darah setelah makan.

Ini berarti tubuh menimbun atau menyimpan lemak lebih cepat saat kurang tidur.

Mengurangi waktu tidur juga dapat mengurangi manfaat diet dan olahraga. Saat seseorang membatasi kalori dalam keadaan kurang tidur, tubuh akan kehilangan lebih banyak massa otot daripada lemak.

 Baca juga: Bagaimana Cara Paus Tidur?

Pada akhirnya, ini membuat diet menjadi kurang efektif karena otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak, bahkan saat istirahat.

  • Ritme sirkadian berperan dalam kesehatan usus

Sama seperti berat badan yang dapat dipengaruhi oleh hormon, penurunan berat badan juga dapat dihambat oleh usus.

Mikrobioma usus memainkan peran besar dalam pencernaan dan memproses makanan, obat-obatan, hormon, dan bahan kimia otak.

Oleh karena itu, komunitas bakteri ini penting dalam menjaga berat badan.

Namun kesehatan usus dapat terganggu pada mereka yang aktif di malam hari, menurut studi yang dipublikasikan di Nature.

Baca juga: Bagaimana Cara Astronot Bisa Tidur di Luar Angkasa?

Kurang tidur memengaruhi ritme sirkadian (jam internal tubuh yang mengatur tidur) yang dapat merusak usus.

"Kurang tidur dan kesehatan usus saling memengaruhi secara siklis. Bahkan kurang tidur dalam waktu singkat dapat mengubah flora usus seseorang," papar Li.

  • Kurang tidur meningkatkan keinginan makan yang tidak sehat

Tidur tidak hanya memengaruhi rasa lapar dan kenyang, tetapi juga memengaruhi jenis makanan yang Anda inginkan.

Kurang tidur mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan motivasi dan penghargaan yang dapat meningkatkan keinginan makan, terutama makanan yang tidak sehat.

Kurang tidur juga berdampak negatif pada korteks prefrontal otak, yang bertanggung jawab untuk mengontrol impuls dan membantu Anda membuat keputusan yang sehat.

"Dalam penelitian yang mengamati kurang tidur akut dan pilihan makanan, orang dengan kurang tidur lebih memilih makanan cepat saji berkalori tinggi," papar Li.

Baca juga: Bagaimana Cara Bebek atau Itik Tidur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com