Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Berapa Macam Bentuk Galaksi di Alam Semesta?

Kompas.com - 03/07/2023, 20:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Galaksi Bima Sakti hanya salah satu galaksi yang ada di alam semesta ini.

Galaksi tersebut digambarkan memiliki bentuk cakram biru yang berputar-putar. Namun menariknya ternyata ada berbagai bentuk galaksi, tidak melulu punya berbentuk cakram.

Macam bentuk galaksi

Dikutip dari Live Science, Senin (3/7/2023) pada tingkat dasar, ada dua klasifikasi bentuk galaksi yaitu piringan (cakram) dan elips.

Menurut Cameron Hummels, ahli astrofisika teoritis di Caltech galaksi cakram juga disebut galaksi spiral berbentuk seperti telur goreng.

Galaksi tersebut memiliki pusat yang lebih bulat seperti kuning telur, dikelilingi oleh piringan gas dan bintang. Bima Sakti dan Andromeda, yang merupakan tetangga galaksi terdekat dengan kita termasuk dalam kategori ini.

Secara teori, galaksi cakram awalnya terbentuk dari awan hidrogen. Gravitasi kemudian menyatukan partikel gas.

Baca juga: Ada Berapa Musim di Dunia?

Saat atom hidrogen mendekat, awan mulai berputar dan massa kolektifnya meningkat yang menyebabkan gaya gravitasinya juga naik. Akhirnya, gravitasi menyebabkan gas runtuh menjadi piringan yang berputar-putar.

Sebagian besar gas berada di tepinya, menjadi tempat memberi makan pembentukan bintang.

Edwin Hubble yang mengonfirmasi keberadaan galaksi di luar galaksi kita menyebut, galaksi cakram merupakan galaksi tipe akhir karena terbentuk belakangan dalam sejarah alam semesta.

Sementara itu, galaksi elips yang disebut Hubble sebagai galaksi tipe awal tampak lebih tua.

Alih-alih berotasi seperti galaksi cakram, bintang di galaksi elips memiliki gerakan yang lebih acak. Galaksi elips dianggap sebagai produk dari penggabungan galaksi.

Ketika dua galaksi dengan massa yang sama bergabung, bintang-bintang mereka mulai saling menarik dengan gravitasi, mengganggu rotasi bintang dan menciptakan orbit yang lebih acak.

Baca juga: Ada Berapa Jenis Badak di Dunia yang Terancam Punah?

Galaksi AndromedaSpace Facts Galaksi Andromeda

Penggabungan galaksi

Meski demikian tidak setiap penggabungan menghasilkan galaksi elips. Bima Sakti sebenarnya cukup tua dan besar, tetapi tetap mempertahankan bentuk cakramnya.

Galaksi menambah massanya hanya dengan menarik galaksi kerdil yang jauh lebih kecil dari Bima Sakti serta mengumpulkan gas bebas dari alam semesta. Jadi miliaran tahun dari sekarang, dua galaksi spiral dapat bergabung dan menciptakan galaksi elips.

Kendati demikian penggabungan ini jauh dari instan. Butuh waktu ratusan juta bahkan miliaran tahun. Faktanya, ada penggabungan yang sedang berlangsung bergerak sangat lambat sehingga tampak statis.

"Mereka pada dasarnya berada dalam kondisi yang sama persis, tidak berubah untuk semua peradaban manusia," kata Robert Bassett, astrofisikawan observasional yang mempelajari evolusi galaksi di Universitas Swinburne di Melbourne, Australia.

Terakhir, ada bentuk galaksi yang kurang umum disebut galaksi lenticular. Itu tampaknya merupakan campuran antara galaksi elips dan galaksi cakram.

Baca juga: Ada Berapa Banyak Bintang di Langit?

Menurut Bassett, ketika galaksi piringan menggunakan semua gasnya dan tidak dapat membentuk bintang baru, bintang-bintang yang ada mulai berinteraksi.

Tarikan gravitasi mereka satu sama lain menciptkan bentuk yang terlihat seperti semacam elips tetapi masih berupa piringan yang berputar.

Bentuk-bentuk galaksi tersebut kemudian disimpulkan menggunakan ribuan gambar 2D dengan mengandalkan properti lain seperti warna dan gerakan galaksi. Misalnya usia galaksi cakram yang lebih muda dikuatkan oleh warna birunya.

Namun terlepas dari semua yang telah dipelajari tentang struktur tersebut, tentunya masih banyak yang tidak kita ketahui.

"Pembentukan dan evolusi galaksi adalah salah satu pertanyaan terbuka terbesar di bidang astronomi dan astrofisika," tambah Hummels.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Ada Berapa Banyak Bintang di Jagad Raya ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com