Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2023, 08:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Di dalam blastokista ini mengandung sel punca atau sel induk yang nantinya akan tertanam di dalam rahim. Sel punca embrionik berasal dari blastokista yang berumur 4-5 hari.

Pada saat ilmuwan mengambil sel punca dari embrio ini, biasanya merupakan embrio ekstra yang dihasilkan dari fertilisasi in vitro (IVF) yang dibuat di dalam laboratorium.

Di klinik IVF, para dokter membuahi beberapa sel telur dalam tabung reaksi, untuk memastikan setidaknya satu telur bertahan. Selanjutnya, mereka akan menanamkan telur dalam jumlah terbatas untuk memulai kehamilan.

Ketika sperma membuahi sel telur, sel-sel ini akan bergabung membentuk satu sel yang disebut zigot.

Lalu zigot bersel satu tersebut akan mulai membelah diri, membentuk 2, 4, 8, 16 sel dan seterusnya, dan sekarang ini disebut embrio.

Segera, dan sebelum embrio ditanamkan di dalam rahim, massa sekitar 150-200 sel ini adalah blastokista, yang terdiri dari dua bagian, di antaranya sebagai berikut.

  • Massa sel luar yang menjadi bagian dari plasenta
  • Massa sel dalam yang akan berkembang menjadi tubuh manusia.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Ikan dari Sel Jantung Manusia, Apa Itu?

Massa sel bagian dalam adalah tempat sel punca embrionik ditemukan. Ilmuwan pun menyebutnya sebagai sel totipoten, yang merujuk pada fakta bahwa sel tersebut memiliki potensi total untuk berkembang menjadi sel apa pun di dalam tubuh.

Sel punca embrionik dapat berdiferensiasi menjadi lebih banyak jenis sel daripada sel punca dewasa.

Selain itu, ada juga sel punca yang berasal dari jaringan ikat atau stroma yang mengelilingi organ tubuh dan jaringan lain yang disebut Mesenchymal stem cells (MSCs) atau sel punca mesenkimal.

Menurut para ilmuwan, suatu hari nanti, stem cell ini mungkin dapat berperan dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan.

Ada juga Induced pluripotent stem cells (iPS) atau sel punca berpotensi majemuk terinduksi. Sel induk tersebut dibuat di dalam laboratorium, menggunakan sel kulit dan sel khusus jaringan lainnya.

Sel-sel ini berperilaku mirip dengan sel punca embrionik, sehingga dapat berguna untuk mengembangkan serangkaian terapi, kendati masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait hal ini.

Baca juga: Ahli Temukan Sel Otak Berumur 2000 Tahun dari Korban Letusan Vesuvius

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com