Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Protein pada Sperma Sapi yang Membuat Peluang Kesuburannya Tinggi

Kompas.com - 01/05/2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Edy Sophian

PENGEMBANGBIAKAN sapi dapat dilakukan dengan kawin alamiah dan menggunakan teknologi inseminasi buatan(IB).

Inseminasi Buatan dapat meningkatakan populasi dan mutu genetik ternak Percepatan populasi dan mutu genetik ternak sangat bergantung pada ketersediaan semen beku yang berkualitas.

Baca juga: Kenali Gejala Sapi dan Kambing Terinfeksi PMK

Semen beku saat ini diproduksi oleh Balai Inseminasi Buatan Nasional yang mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia (Nomor 10/Permentan/PK.210/3/2016) tahun 2016.

Semen beku yang diproduksi oleh produsen berasal dari pejantan unggul menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Semen Beku SNI 4869-1:2021.

Pejantan unggul adalah yang sudah diseleksi berdasarkan garis keturunannya (pedigree/silsilah), kemampuan produksi dan reproduksi, sehat, dan bebas penyakit menular sesuai perundang-undangan.

Protein sperma memiliki peran penting terkait kesuburan, seperti integritas morfologi dan fungsi sperma, termasuk motilitas, kapasitasi, pembuahan, aktivasi oosit, dan perkembangan embrionik.

Struktur inti sperma adalah salah satu componen penting dalam kesuburan. Bahan DNA sperma dikemas dalam inti sperma dalam sistem yang unik dan kompleks dengan protein khusus yang mengatur proses kondensasi dan dekompresi melalui mekanisme tertentu.

Pardede BP dkk (2020) di jurnal , Dunia Veteriner, 13(3): 556-562 di artikel “Protamin dan protein lain dalam sperma dan plasma mani sebagai penanda molekuler kesuburan banteng”.

Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi proteomik dan metabolomik telah memungkinkan deteksi jumlah molekul yang tidak tereksenasi dalam plasma semen hewan ternak, spesies liar, dan manusia.

Ini memperluas pengetahuan kita mengenai peran molekul-molekul ini dan kontribusinya terhadap kesuburan pejantan.

Baca juga: Daging dan Susu Sapi Terkena PMK Aman Dimakan, Ini Cara Konsumsinya

Metabolomik dapat mengidentifikasi berbagai kelas zat yang terkait dengan jalur metabolisme, (Pardede et al. 2022) melaporkan masih ditemukannya pejantan sapi di Indonesia dengan tingkat fertilitas yang masih relatif rendah (<60 persen).

Faktor yang memengaruhi keberhasilan IB tersebut salah satunya adalah kualitas semen pejantan. Metode evaluasi kualitas semen di Indonesia, umumnya masih dilakukan secara konvensional, meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.

Hal ini dinilai belum cukup akurat untuk menginterpretasikan fertilitas pejantan, meskipun fertilitas berkorelasi dengan kualitas semen.

Analisis yang lebih akurat yakni melalui pendekatan analisis molekuler masih diperlukan
Eksplorasi potensi fungsi protein yang berkaitan dengan fertilitas sapi jantan dapat dilakukan melalui identifikasi protein dalam sel spermatozoa dan plasma semen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com