Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia, Kok Bisa?

Kompas.com - 17/04/2023, 08:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sebaliknya, Afrika Selatan and Cina mungkin sedikit lebih bahagia daripada yang diperkirakan oleh level ketidaksetaraan mereka.

Afrika Selatan menjadi negara demokrasi pada tahun 1994 tidak lama setelah Nelson Mandela dibebaskan, dan banyak orang akan mengingat periode sebelumnya. Orang-orang di Cina tidak setakut yang sering digambarkan di Barat.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Tetap Bahagia

Faktor ketidaksetaraan

Sebagian besar negara menunjukkan tingkat kebahagiaan (dan banyak hal lainnya) yang sangat mudah diprediksi dari tingkat ketimpangannya.

Inggris berada di tengah-tengah dari apa yang diharapkan dari salah satu negara yang paling timpang secara ekonomi di Eropa.

Grafik di atas juga menunjukkan bahwa hampir sama tidak meratanya Israel sedikit lebih bahagia daripada yang seharusnya - meskipun tidak jelas apakah sampel yang diambil di sana mencakup semua kelompok yang saat ini hidup di bawah negara tersebut.

Selain itu, sampel tersebut diambil pada tahun 2022, sebelum protes yang meluas di Israel baru-baru ini.

Data menarik lainnya yang ditampilkan dalam grafik adalah Kosta Rika, di mana presidennya mengatakan pada tahun 2019:

Tujuh puluh tahun yang lalu, Kosta Rika menyingkirkan tentara. Hal ini memungkinkan banyak hal. Delapan persen dari PDB kami diinvestasikan dalam pendidikan karena kami tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tentara. Jadi kekuatan kami adalah sumber daya manusia, kesejahteraan manusia.

Jadi apa yang dapat dilakukan oleh rakyat suatu negara jika mereka ingin menjadi lebih bahagia? Hal yang paling penting adalah memilih pemerintah yang akan memastikan negara menjadi lebih setara dalam hal pendapatan.

Baca juga: Studi: Dengarkan Kicau Burung Terbukti Bikin Bahagia dan Sehat

Setelah itu, memastikan layanan sosial seperti sekolah, perumahan, dan perawatan kesehatan efisien dan adil adalah hal yang paling penting.

Dan terakhir, pertimbangkan tingkat kebebasanmu, apakah kamu benar-benar menyertakan semua orang dalam survei, dan seberapa besar rasa takut pendudukmu.

Danny Dorling
Halford Mackinder Professor of Geography, University of Oxford

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Mengapa Finlandia adalah negara paling bahagia di dunia? Berikut penjelasan dari seorang ahli". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com