Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Kerbau Rawa: Keajaiban Ekosistem Gambut dan Plasma Nutfah Indonesia

Kompas.com - 08/03/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Mohamad Iqbal, S.Hut, M.Si

PERNAHKAH mendengar bahwa ada kerbau yang hidupnya di rawa bergambut? Dia adalah kerbau rawa, atau Bubalus bubalis carabanesis.

Kerbau rawa merupakan spesies binatang yang hidup di rawa gambut, sebuah ekosistem khas yang terdiri dari lahan berawa yang ditutupi oleh gambut yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan.

Baca juga: Mengapa Gambut Direstorasi dan untuk Apa?

Kerbau rawa juga punya peran penting sebagai plasma nutfah di Indonesia. Plasma nutfah adalah sumber daya genetik dari tumbuhan atau hewan yang ada di suatu daerah tertentu.

Plasma nutfah ini punya nilai penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan memastikan keberlanjutan ekosistem.

Kerbau rawa di Indonesia memiliki variasi genetik yang tinggi, dan menjadi bagian dari plasma nutfah lokal. Kerbau rawa di Indonesia terutama ditemukan di daerah rawa gambut di Sumatera dan Kalimantan.

Sumatera Selatan termasuk salah satu dari 10 provinsi di Indonesia yang memiliki potensi untuk mengembangkan kerbau rawa tepatnya di Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Kerbau rawa ini yang lebih dikenal dengan nama kerbau rawa Pampangan dalam pemanfaatan ternaknya bisa ditemukan di beberapa desa seperti Desa Pulau Layang, Menggeris, Kuro, Bangsal, dan Pampangan, sedangkan untuk pemanfaatan susu kerbau menjadi produk olahan lain hanya ada di Desa Pulau Layang, Kuro, dan Bangsal.

Kerbau rawa Pampangan punya keunikan tersendiri dibandingkan kerbau rawa lain yaitu bisa makan sambil menyelam. Keunikan ini tentunya menjadi daya tarik kerbau rawa Pampangan, di mana dalam pemeliharaannya juga dilakukan dengan cara tradisional.

Penggembalaan tradisional ini dilakukan dengan melepaskan gerombolan kerbau rawa dari kandangnya dan membiarkannya untuk mencari makan di perairan rawa sejak pagi hari dan menjelang senja kerbau rawa akan kembali masuk ke dalam kandang atau bangsal (sebutan kandang kerbau rawa).

Baca juga: Ini Penyebab Kebakaran Lahan Gambut

Pentingnya Kerbau Rawa dalam Menjaga Ekosistem Gambut

Kerbau rawa ternyata punya peran penting dalam menjaga kelembapan tanah. Ketika kerbau rawa berkeliaran di daerah rawa, mereka secara tidak sengaja membawa air ke permukaan tanah melalui kukunya yang lebar.

Hal ini menyebabkan tanah menjadi lebih lembab dan dapat menahan air dengan lebih baik. Selain itu, kerbau rawa juga dapat memperbaiki kualitas tanah dengan mencampurkan kotoran dan lumpur yang membantu meningkatkan kandungan nutrisi tanah.

Menurut cerita dari penduduk lokal di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan OKI, sistem penggembalaan tradisional secara tidak langsung berperan dalam memelihara kesuburan tanah pertanian maupun biota perairan, karena pada saat kerbau dilepas dari kandangnya, peternak menumpuk kotoran kerbau di punggung kerbau, hal ini dilakukan selain untuk membersihkan kendang, kotoran yang menempel di punggung kerbau akan terjatuh saat menuju tempat merumput sehingga kotoran tercecer di tanah serta larut di air.

Kerbau Rawa Amuntai di Kalimantan Selatan.BARRY KUSUMA Kerbau Rawa Amuntai di Kalimantan Selatan.

Feses kerbau ini menumbuhkan biota perairan dan menambah nutrisi tanah. Ketika rawa surut dan dapat ditanami padi, lahan telah subur secara alami berkat peran penting kerbau rawa ini. Keren, ya!

Baca juga: Revitalisasi Gambut Riau: Menanam Tanpa Membakar, Mensejahterakan Tanpa Merusak Alam

Selain menjaga kelembapan tanah, kerbau rawa juga dapat membantu mengurangi risiko kebakaran hutan. Di musim kemarau, daerah rawa dan gambut dapat dengan mudah terbakar karena kondisi yang kering.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com