Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2023, 19:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sekitar waktu inilah wilayah antara Mars dan Jupiter kemudian disebut sebagai Sabuk Asteroid, meskipun tidak ada catatan resmi tentang siapa yang mencetuskan istilah tersebut.

Jumlah asteroid yang bisa dilacak pun semakin banyak. Catatan terakhir pada tahun 2000 ada sekitar 100.000 yang berhasil dilacak.

Pembentukan Sabuk Asteroid

Asal-usul Sabuk Asteroid sendiri dapat ditelusuri melalui hipotesis pembentukan planet yang diawali dengan awan antarbintang.

Awan debu dan gas menjadi terlalu berat dan runtuh karena gravitasinya sendiri untuk membentuk piringan materi.

Baca juga: Apa Itu Cincin Api Pasifik yang Membuat Wilayah Indonesia Sering Gempa?

 

Cakram tersebut kemudian semakin memadat menjadi apa yang kita lihat hari ini sebagai Matahari dan planet-planet.

Selama proses ini, partikel bertabrakan dan menggumpal dalam proses akresi. Ketika menjadi cukup besar, mereka membentuk sebuah planet, di mana benda langit lainnya tertarik oleh gravitasi yang dominan. Benda yang lebih kecil disebut planetesimal.

Namun planetesimal di wilayah antara Mars dan Jupiter ini kemudian terganggu oleh gravitasi masif Jupiter dan karena itu tidak dapat tumbuh menjadi planet seutuhnya, meninggalkan bentuk seperti sekarang ini.

Sebagian besar penghuni Sabuk Asteroid diyakini muncul dalam sepuluh juta tahun pertama pembentukan Tata Surya. Ini terjadi sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

Baca juga: Apa Itu Sesar Gempa yang Sering Jadi Penyebab Gempa Bumi di Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com