Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Semut Memproduksi Susu Bernutrisi untuk Diminum Koloninya, seperti Apa?

Kompas.com - 06/12/2022, 17:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada perilaku semut yang cukup menarik dari hasil pengamatan yang dilakukan baru-baru ini.

Koloni semut ternyata diketahui meminum 'susu' bernutrisi yang keluar dari anak-anaknya.

Seluruh koloni juga mengambil bagian minum bersama 'susu' ini, mulai dari semut muda hingga dewasa.

Baca juga: Cara Unik Semut Bagikan Informasi pada Kawanannya, Muntahkan Cairan ke Mulut Satu Sama Lain

Apa yang dimaksud dengan 'susu' itu, merupakan cairan yang berasal dari pupa atau kepompong semut.

Cairan tersebut diproduksi dalam volume besar selama fase tertentu dalam perkembangannya.

Dan tampaknya cairan adalah campuran cairan ganti kulit atau cangkang (molting), yang meliputi produk degradasi dari kutikula tua kepompong bersama dengan enzin yang memecahnya.

"Beberapa hari pertama setelah menetas, larva mengandalkan cairan, hampir seperti bayi yang baru lahir bergantung pada susu," kata Daniel Kronauer, ahli biologi dari Rockefeller University.

Namun dari pengamatan, semut dewasa ternyata juga ikut meminumnya. Meski tak tak jelas apa pengaruhnya, peneliti meyakini bahwa itu berdampak pada metabolisme dan fisiologi.

Mengutip Science Alert, Selasa (6/12/2022) temuan ini didapat tanpa sengaja saat peneliti melakukan studi mengenai bagaimana isolasi sosial memengaruhi semut. Saat melakukan pengamatan, peneliti justru berhasil melakukan pengamatan ritual minum 'susu' ini.

Peneliti lantas melakukan eksperimen dengan mengeluarkan cairan dari bayi semut yang telah diisolasi, tetapi membiarkan yang lainnya. Hasilnya menurut peneliti mengejutkan.

"Jika kami tak mengeluarkan cairan dari pupa yang diisolasi dalam kondisi yang bersih, mereka akan tenggelam dalam sekresinya sendiri," tulis peneliti dalam makalah mereka.

Sedangkan pupa lain yang diisolasi dan ditempatkan di kotak sarang bekas, mati karena infeksi jamur.

Tetapi, pupa yang ditempatkan di koloni setelah cairan susu diminum memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi.

"Ini menunjukkan bahwa dalam konteks koloni, pupa bergantung pada semut dewasa untuk mengeluarkan cairan, jika tidak mereka akan mati," papar Orli Snir, etologis dari Rockefeller University menyimpulkan.

Baca juga: Studi Sebut Ada 20 Kuadriliun Semut di Seluruh Dunia

Bayi semut menghasilkan 'susu' selama fase perkembangan mereka, yang tampaknya tak aktif atau saat semut bermetamorfosis dari larva menjadi dewasa, tepat setelah mendapatkan pigmen. Fase ini kebetulan bertepatan dengan penetasan kelompok larva berikutnya.

Tim peneliti juga mengidentifikasi kandungan susu bayi semut ini antara lain hormon, zat neuroaktif, dan juga asam amino, gula serta vitamin.

Lebih lanjut, tak jelas bagaimana cairan dari bayi semut memengaruhi struktur sosial semut, tetapi peneliti ingin mengetahuinya lebih lanjut.

Temuan ini juga merupakan penemuan baru yang mencengangkan, mengingat kelompok hewan ini telah dipelajari secara intensif selama lebih dari satu abad.

Penelitian dipublikasikan di Nature.

Baca juga: Lindungi Tubuhnya dari Kuman, Semut Jilat Pantat Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com