Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi: Penyebab, Reaksi, dan Cara Mengobatinya

Kompas.com - 07/10/2022, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Munculnya alergi karena adanya perubahan reaksi tubuh, yang menjadi rentan terhadap suatu bahan yang ada dalam lingkungan hidup kita sehari-hari.

Tingkat keparahan alergi pada setiap orang berbeda. Tapi umumnya, kondisi alergi tak mengancam jiwa, meski ada kondisi tertentu yang bisa menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa.

Alergi tidak dapat disembuhkan, namun perawatan yang tepat dapat membantu mencegah dan meringankan gejala alergi.

Baca juga: Alergi Makanan pada Anak, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksananya Menurut Dokter

Penyebab alergi

Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respons pertahanan tubuh, yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Zat-zat penyebab alergi itu disebut sebagai alergen.

Dikatakan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, masuknya alergen – yang bisa berupa makanan, obat, atau tungau debu rumah -- ke dalam tubuh akan memicu respons imun, yang membentuk antibody IgE pada permukaan sel mast.

Paparan alergen yang sama secara berulang akan membuatnya berikatan dengan IgE dan menyebabkan sel mast pecah mengeluarkan berbagai zat inflamasi, seperti histamin.

Reaksi alergi

Kondisi tersebut selanjutnya akan menimbulkan reaksi alergi berbeda pada tiap orang. Dua reaksi alergi yang paling umum terjadi adalah utikaria atau biduran dan rhinitis alergi.

Ilustrasi biduran, penyebab biduran, cara mengobati biduran, pantangan biduran. Shutterstock/namtipStudio Ilustrasi biduran, penyebab biduran, cara mengobati biduran, pantangan biduran.

1. Biduran

Biduran adalah kelainan kulit yang ditandai dengan bentol, kemerahan, dan gatal.

Biduran bisa disebabkan karena dua hal, yakni alergen (makanan laut seperti udang, ikan tongkol, telur, kacang-kacangan, ubur-ubur, debu padi saat musim panen) dan non alergen (udara dingin, cahaya matahari, udara panas, atau tekanan pada kulit).

Cara mengobati biduran

Penatalaksanaan biduran adalah dengan menghindari faktor pencetus, kemudian pengobatan lini pertama dengan antihistamin generasi kedua, seperti Cetirizine, Terfenadine, Loratadine, dan Astemizole.

Selain itu, pada biduran kronis, pemakaian obat jangka panjang akan dievaluasi 3-6 bulan.

Baca juga: Kapan Tes Alergi pada Anak Harus Dilakukan? Ini Penjelasannya

Ilustrasi tungau, alergi tungau debuShutterstock Ilustrasi tungau, alergi tungau debu

2. Rhinitis alergi

Rhinitis alergi atau pilek alergi merupakan suatu penyakit inflamasi pada mukosa hidung, yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama, serta dilepaskannya mediator mediator kimia pada saat terpapar kembali dengan alergen tersebut.

Hal itu dijelaskan Prof. Iris dalam acara virtual media briefing dengan tema Alergi Reda Lebih Cepat, Tetap Produktif Tanpa Khawatir! #IncidaluntukPejuangAlergi pada Kamis (6/10/2022).

Gejala rhinitis alergi antara lain:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com