Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Makanan pada Anak, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksananya Menurut Dokter

Kompas.com - 24/08/2022, 13:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alergi makanan adalah reaksi menyimpang, atau tidak diinginkan, yang terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu. Kondisi ini dapat diperantarai mekanisme imun.

Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah penyebab alergi yang sering dialami oleh anak.

Dijelaskan oleh Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, dr Endah Citraresmi, Sp.A(K), alergi makanan merupakan salah satu jenis alergi yang paling sering ditemukan pada anak, terutama semasa usia bayi.

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Pilek Flu dan Pilek Alergi Menurut Dokter

Jenis alergi ini juga ada yang melalui mekanisme antibodi IgE, non-IgE, dan campuran.

"Ternyata gejalanya (alergi makanan) sangat dipengaruhi oleh mekanismenya. Kalau yang diperantarai antibodi IgE reaksinya cepat, setelah makan langsung terjadi gejala."

Hal itu diungkap Endah dalam webinar Bicara Gizi bertajuk Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak yang digelar Danone Specialized Nutrition Indonesia, Selasa (23/8/2022).

"Biasanya beberapa menit, kadang ada yang lebih lama sampai kira-kira di bawah 2 jam. Tetapi kalau yang tidak diperantarai IgE, timbul reaksinya lebih lama, bahkan ada yang sampai 2-3 hari," tambahnya lagi.

Adapun kegiatan Bicara Gizi diselenggarakan dengan tujuan, agar masyarakat menjadi lebih memahami tentang pentingnya peran serat bagi kesehatan saluran cerna, dan mengurangi risiko alergi pada anak.

Penyebab alergi makanan, kata Endah, umumnya diakibatkan makanan dengan kandungan protein.

Menurut data di berbagai center lokal, menunjukan beberapa alergi makanan yang paling banyak di Indonesia ialah alergi susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, dan gandum.

Makin bertambah usia anak, biasanya muncul alergi terhadap makanan lain seperti seafood.

Pada alergi makanan yang diperantarai IgE, diagnosisnya dapat menggunakan skin prick test, IgE spesifik (pemeriksaan darah), atau food challege (provokasi makanan). Sementara, pada alergi makanan yang tidak diperantarai IgE hanya menggunakan food challenge saja.

Baca juga: Macam-Macam Obat Alergi Berdasarkan Gejala yang Anda Rasakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com