Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Bencana Kekeringan Ekstrem, Situs Arkeologi dan Kapal Karam Bermunculan

Kompas.com - 23/08/2022, 18:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim tampaknya membuat musim panas tahun 2022 akan dikenang di seluruh dunia sebagai salah satu yang terkering dalam sejarah. Dampak bencana kekeringan ekstrem ini tidak terduga, sebab situs arkeologi hingga kapal karam mulai bermunculan.

Banyak negara di seluruh dunia menghadapi kekeringan, termasuk 41 persen dari Amerika Serikat dan 47 persen dari Uni Eropa.

Sementara di Tanduk Afrika, 22 juta orang berjuang untuk menemukan makanan setelah kemarau panjang merusak panen.

Lalu masih ada China yang juga menghadapi kekeringan terburuk yang pernah tercatat. Bagian dari Sungai Yangtze menjadi sangat rendah sehingga memengaruhi pembangkit listrik tenaga air negara itu.

Pemerintah provinsi Sichuan menyatakan bahwa aliran air ke waduk pembangkit listrik tenaga air provinsi telah turun setengahnya dan provinsi itu berada pada tingkat peringatan tertinggi "sangat parah."

Sebagai solusi, negara tersebut berencana untuk mencoba teknik geoengineering yang disebut penyemaian awan, yang menggunakan bahan kimia untuk menghasilkan hujan.

Baca juga: Bencana Kekeringan, Penyebab hingga Upaya Mitigasinya

Dampak bencana kekeringan di Amerika Serikat direkam satelit dari NASA. Gambar citra satelit ini juga menunjukkan berapa banyak reservoir di Amerika Serikat bagian barat telah kering, serta mengering karena kebakaran hutan.

Akan tetapi, dampak kekeringan bukan itu saja. Dampak bencana kekeringan di Eropa juga tak kalah parah.

Seperti dikutip dari Popular Science, Selasa (23/8/2022) surutnya air di danau atau sungai ternyata juga turut mengungkap benda-benda yang pernah tenggelam di dalamnya, mulai dari situs arkeologi hingga bom era Perang Dunia II dan sisa-sisa kerangka manusia.

Di bagian Sungai Danube Eropa di Serbia contohnya. Kuburan kapal perang berisi amunisi peledak mulai muncul di permukaan.

Kapal-kapal ini ditenggelamkan pada tahun 1944 dan merupakan bagian dari armada Laut Hitam Nazi yang dikalahkan saat melarikan diri dari pasukan Soviet.

Akibat dampak bencana kekeringan terparah di Eropa ini, kapal-kapal perang Nazi ini pun tiba-tiba muncul bermunculan saat Sungai Danube mengering.

 

Baca juga: Eropa Dilanda Kekeringan Terparah dalam 500 Tahun, Begini Dampaknya

Dolmen of Guadalperal juga dikenal sebagai Spanish Stonehenge, akibat bencana kekeringan di Eropa, membuat situs ini terlihat karena surutnya air di waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol.[File: Susana Vera / Reuters] Dolmen of Guadalperal juga dikenal sebagai Spanish Stonehenge, akibat bencana kekeringan di Eropa, membuat situs ini terlihat karena surutnya air di waduk Valdecanas di pinggiran El Gordo, Spanyol.

Menurut media lokal, sebanyak 10.000 alat peledak berada di dalam reruntuhan dan tidak pasti apakah alat itu masih dapat meledak atau tidak. Kapal-kapal ini terakhir muncul di daratan kering selama gelombang panas pada tahun 2003.

Situs kuno muncul saat kekeringan di Spanyol

Kekeringan di Eropa dilaporkan di berbagai negara di benua ini. Di Spanyol, lusinan batu megalitik yang berasal dari 5.000 SM tersingkap di sudut reservoir Valdecanas. Reservoir tersebut saat ini hanya memiliki kapasitas 28 persen.

Batu megalitik bernama Dolmen Guadalperal atau sering disebut juga sebagai Stonehenge Spanyol ini ditemukan pada tahun 1926 oleh arkeolog Jerman Hugo Obermaier.

Namun batu kemudian hilang, ketika daerah itu terkena banjir pada tahun 1963 dalam proyek pembangunan pedesaan di bawah kekuasaan Francisco Franco.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, arkeolog Enrique Cedillo dari Universitas Complutense Madrid mengatakan bahwa terungkapnya situs arkeologi tersebut merupakan kesempatan langka untuk mengaksesnya.

Ia pun menjadi salah satu arkeolog yang berlomba untuk mempelajari situs Dolmen Guadalperal sebelum tenggelam lagi.

Baca juga: Langkah-langkah Mitigasi Bencana Kekeringan

Sebenarnya ada banyak formasi semacam itu yang tersebar di seluruh Eropa Barat, tetapi sedikit yang dketahui tentang siapa yang mendirikan batu yang disusun secara vertikal itu.

Penemuan batu serupa mengungkap sisa-sisa manusia di dekat struktur, yang mengarah ke teori bahwa bangunan merupakan makam atau situs pemakaman.

Dampak bencana kekeringan juga, Danau Mead di perbatasan Nevada dan Arizona telah menjadi berita utama karena serangkaian penemuan yang mengerikan.

Sejak Mei 2022, lima set sisa-sisa manusia telah ditemukan di sudut barat danau yang terletak satu jam dari kota Las Vegas.

"Jika danau menyusut lebih dalam lagi, sangat mungkin kita akan memiliki beberapa hal yang sangat menarik di permukaannya, termasuk penemuan mayat lagi," kata Michael Green, profesor sejarah University of Nevada, Las Vegas.

Baca juga: Bertahan dari Kekeringan, Burung Pengicau Tropis Pilih Stop Bertelur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com