Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Belalang Bisa Mencium Sel Kanker Manusia | Virus Cacar Monyet Ditemukan pada Sampel Dubur | Ancaman Jakarta Tenggelam

Kompas.com - 17/08/2022, 07:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Belalang bisa mencium sel kanker pada manusia, menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Selasa (16/8/2022) hingga Rabu (17/8/2022) pagi ini.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa belalang dapat membedakan sel manusia yang sehat dan mana sel manusia yang terinfeksi kanker hanya dengan menggunakan indera penciuman mereka.

Temuan kemampuan unik belalang imi menjadi suatu hal baik, karena dapat menjadi peluang untuk mendeteksi penyakit kanker lebih awal, sehinngga meningkatkan peluang untuk pulih.

Para peneliti melaporkan bahwa virus cacar monyet atau monkeypox ditemukan pada sampel dubur yang diambil pada pasien yang tidak memiliki gejala infeksi cacar monyet.

Laporan ini, seperti dikutip dari Medical Xpress, mendokumentasikan hasil PCR virus cacar monyet yang ditemukan pada sampel dubur dari seorang laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk sejumlah wilayah di Indonesia pada 16-17 Agustus 2022.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang itu diakibatkan sirkulasi siklonik.

Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rizal Patria tentang pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) akan dapat membantu mencegah Jakarta tenggelam, disebut sesat pikir yang berbahaya oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

Sebab, menurut Walhi Jakarta, pemindahan IKN tidak akan berdampak signifikan pada penurunan masalah lingkungan hidup di Jakarta.

Berikut beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Selasa (16/8/2022) hingga Rabu (17/8/2022).

Belalang bisa mencium sel kanker manusia

Kemampuan unik dari indera penciuman belalang menarik perhatian ilmuwan, sebab serangga ini ternyata mampu mencium sel kanker pada manusia.

Dilansir dari Science Alert, studi ini tidak hanya menemukan fakta bahwa belalang bisa mencium sel kanker, tetapi juga dapat melakukan hal yang lebih baik daripada itu.

Kemampuan tersebut antara lain, belalang dapat memilih garis sel kanker individu atau riwayat, menunjukkan jenis kanker, serta mendeteksi keberadaan kanker.

Penemuan ini dianggap peluang yang baik dalam dunia medis, karena jika kita dapat mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belalang ini dalam perangkat atau teknologi medis, maka ini akan menjadi potensi perkembangan yang sangat besar dalam bidang kesehatan.

Studi tentang belalang bisa mencium sel kanker ini telah diterbitkan di situs web pracetak BioRxiv sebelum peer-review, mengenai temuan yang menjanjikan untuk deteksi dini kanker.

Pada berbagai jenis kanker, tingkat kelangsungan hidup sekitar 10-20 persen ketika kanker terdeteksi pada stadium 4, ketika telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Ahli mikrobiologi Christopher Contag dari Michigan State University menjelaskan, dalam studi yang dilakukan, menunjukkan, deteksi belalang yang diukur dengan perubahan aktivitas otak mereka yang diambil oleh elektroda, terbukti andal, sensitif, dan cepat terjadi hanya dalam beberapa milidetik.

"Deteksi dini (kanker) sangat penting, dan kita harus menggunakan setiap alat yang mungkin untuk sampai ke sana, apakah itu direkayasa atau diberikan kepada kita oleh jutaan tahun seleksi alam," kata Contag.

Berita populer Sains tentang kemampuan unik belalang bisa mencium sel kanker pada manusia ini dapat dibaca selengkapnya di sini.

Baca juga: Belalang Bisa Mencium Sel Kanker pada Manusia, Begini Penjelasan Sains

Virus cacar monyet ditemukan pada sampel dubur

Dilansir dari Medical Xpress, Selasa (16/8/2022) sebuah laporan mendokumentasikan hasil PCR virus cacar monyet yang ditemukan pada sampel dubur dari seorang laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), dan pasien tersebut tidak menunjukkan gejala cacar monyet.

Studi virus monkeypox pada sampel dubur tersebut menunjukkan bahwa vaksinasi tidak efektif mencegah infeksi, apabila terbatas pada mereka yang diketahui memiliki potensi atau rentan terpapar.

Laporan temuan penelitian infeksi virus cacar monyet tanpa gejala yang ditemukan pada sampel dubur tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Virus cacar monyet pada sampel dubur diambil para peneliti dari Rumah Sakit Bichat-Claude Bernard, Paris, Perancis.

Pengujian sampel virus monkeypox dilakukan secara retrospektif pada semua sampel usap anorektal yang dikumpulkan sebagai bagian dari program skrining infeksi menular seksual.

Skrining yang juga digunakan untuk menguji sampel virus cacar monyet tersebut merupakan program rutin sesuai pedoman Perancis, yang mana jenis skrining yang dilakukan setiap 3 bulan pada LSL.

Selengkapnya berita populer Sains tentang penemuan virus cacar monyet pada sampel dubur ini dapat disimak di sini.

Baca juga: Virus Cacar Monyet Ditemukan pada Sampel Dubur Pasien Tanpa Gejala

Peringatan dini cuaca ekstrem 16-17 Agustus 2022

Potensi cuaca ekstrem, menurut BMKG, masih akan berpeluang terjadi hingga hari ini, Rabu (17/8/2022).

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang itu diakibatkan sirkulasi siklonik.

Menurut analisis BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Laut Halmahera sebelah barat laut Papua Barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Papua hingga Papua Barat, di Maluku, di Laut Maluku, dan di Samudera Pasifik Utara Papua Barat.

Dijelaskan pula bahwa daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang di Laut Banda, di Selat Karimata, di perairan sebelah selatan Jawa Tengah dan Jawa Barat, di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, dan di Aceh.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," papar Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/8/2022).

Sejumlah wilayah di Indonesia berpeluang mengalami cuaca ekstrem berupa hujan intensitas ringan hingga lebat, yang dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir selama 16-17 Agustus 2022.

Berita populer Sains tentang peringatan dini cuaca hari ini dari BMKG, selengkapnya dapat dibaca di sini.

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 16-17 Agustus 2022, Ini Wilayah yang Harus Waspada

Ancaman Jakarta tenggelam pemindahan IKN tak mencegahnya

Secara umum, Walhi Jakarta menilai pemindahan IKN tidak akan berdampak signifikan pada penurunan masalah lingkungan hidup di Jakarta.

“Pemindahan ibu kota sama sekali tidak berkaitan dengan agenda pemulihan lingkungan hidup di Jakarta. Selama ambisi pembangunan tidak diturunkan, Jakarta akan sulit pulih. Jadi, berhenti menggunakan alasan perbaikan lingkungan hidup di Jakarta untuk memuluskan rencana pemindahan ibu kota,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Suci Fitria Tanjung dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Minggu (14/8/2022) malam.

Sebab, pasca-pemindahan tersebut, Jakarta masih diwacanakan menjadi pusat bisnis dan jasa global di mana kebutuhan terhadap ruang akan terus tinggi dan wacana pemulihan lingkungan hidup di Jakarta menjadi semakin sulit dibayangkan.

Beberapa hari lalu, Rizal mengatakan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur dapat membantu mengurangi potensi Jakarta tenggelam. Namun, pernyataannya justru menuai kecaman.

Berita populer Sains terkait tanggapan Walhi Jakarta terhadap pernyataan Wagub DKI Jakarta, bahwa ancaman Jakarta tenggelam dapat dicegah dengan pemindahan IKN, selengkapnya dapat dibaca di sini.

Baca juga: Ancaman Jakarta Tenggelam, Pemindahan IKN Saja Tak Akan Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com