KOMPAS.com - Sebagian besar hewan membutuhkan pasangan untuk bisa kawin, dan menghasilkan keturunan.
Hal ini juga berlaku pada burung ruff, yang umumnya banyak ditemukan di wilayah Eropa Barat, Afrika, Asia Selatan hingga Australia.
Melansir New Scientist edisi 16 November 2015, burung ruff memiliki salah satu sistem seksual yang dinilai paling aneh di dunia. Sebab, mereka memiliki kromosom yang terbalik dan telah ada lebih dari 3,8 juta tahun lalu.
Baca juga: Cara Antelop Kawin, dari Bertarung dengan Pejantan Lain hingga Menipu Betina
Burung Ruff memiliki bulu mencolok di leher, yang digunakan pejantan selama musim kawin. Menurut studi yang dipublikasikan di Royal Society tahun 2006, peneliti menyebut ada sesuatu yang aneh terkait burung ini.
Mereka menemukan, bahwa burung ruff jantan langka terlihat persis seperti betina. Hanya saja, ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan betina.
Lantas, bagaimana cara burung ruff kawin? Untuk menjawabnya, kamasutra satwa kali ini membahas lebih dalam terkait proses tersebut.
Dikatakan bahwa burung Ruff lebih agresif, dengan proses perkawinan yang relatif cepat. Perkawinan dimulai dengan ruff betina yang memilih seekor pejantan, lalu dia akan mulai menunjukkan lubang genital atau kloaka.
Tidak seperti jantan teritorial, dengan ruff berwarna, jumbai kepala, dan pajangan besar yang mencolok untuk mengesankan betina, spesies peniru betina yang disebut "faeder" ini melakukan strategi kawin yang berbeda.
“Mereka (burung ruff) tampaknya berperilaku dengan akal sehat,” ujar Terry Burke, peneliti dari University of Sheffield, Inggris.
Strategi kawin seperti ini telah terlihat pada berbagai hewan. Tetapi Burke beserta tim, dan tim kedua yang dipimpin oleh Leif Andersson di Uppsala University di Swedia, secara independen menemukan perubahan genetik di balik sistem reproduksi ruff yang aneh.
Kedua tim mengurutkan genom ruff dan menemukan, bahwa sebagian besar kromosom 11, yang mengandung sekitar 100 gen terbalik pada burung ruff jantan peniru betina.
Pembalikan ini akan melindungi gen-gen di dalamnya, agar tidak bergeser di setiap generasi.
Peneliti menjelaskan, kondisi ini memungkinkan serangkaian varian gen untuk berevolusi bersama, menciptakan jantan yang terlihat seperti betina tetapi memiliki testis yang lebih besar daripada pejantan biasa.
"Ini seperti munculnya kromosom seks baru," kata Burke.
Baca juga: Punya Dua Alat Kelamin, Bagaimana Cara Lintah Kawin?