Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Ikan, Maggot, Unggas, dan Tanaman Disebut Bisa Jadi Alternatif Penurunan Stunting

Kompas.com - 14/08/2022, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dalam prosesnya, sampah organik akan diurai oleh maggot. Maggot yang berprotein tinggi digunakan untuk campuran pakan ikan dan unggas.

Nah, hasil sisa penguraian sampah oleh maggot digunakan untuk pupuk tanaman yang dibudidayakan, seperti tanaman sayuran dan tanaman obat.

“IMUT merupakan bentuk pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan, maggot, unggas dan tanaman yang hasilnya dapat meningkatkan nilai ekonomi keluarga, pemenuhan gizi keluarga, yang pada akhirnya dapat meningaktkan kesehatan ibu dan anak, serta mewujudkan green environment (lingkungan hijau),” kata Ida dikutip Kompas.com dari laman resmi Kemenkes.

Adapun desiminasi hasil penelitian IMUT ini telah dilakukan di Aula Kantor Bupati Mandailing Natal, Senin (8/8/2022).

Baca juga: Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Ketahui Ciri-cirinya

IMUT bantu atasi dampak pandemi Covid-19

Dalam kesempatan yang sama, Dosen FKM Universitas Sumatera Utara dan juga anggota peneliti Dr. Ir Zulhaida Lubis M.Kes mengatakan, pengembangan IMUT dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Seperti yang diketahui, pandemi Covid-19 telah berpengaruh terhadap banyak aspek dalam kehidupan, termasuk pada kondisi ekonomi masyarakat rendah, daya beli lemah, sehingga mempengaruhi kerawanan pangan dalam keluarga.

Akibat pandemi Covid-19, banyak keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan anak yang seharusnya bervariasi dan bergizi, yang jelas akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak.

“Program integrasi IMUT sudah berjalan dengan baik, diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat, serta mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat,” kata Zulhaida.

Baca juga: Kenali Tanda Awal Stunting pada Anak

Melalui program IMUT ini, dapat menambah keragaman konsumsi pangan dan dapat memperbaiki status gizi kurang dan sangat kurang bagi balita.

Namun, ia mengingatkan, untuk memperbaiki stunting masih diperlukan waktu yang lebih panjang lagi, karena masalah stunting itu merupakan masalah gizi kronis.

Untuk itu, diharapkan program 1 rumah 1 IMUT ke depannya dapat mengatasi kekhawatiran tentang kelestarian lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan melalui pengolahan limbah organik, masalah gizi ibu dan anak, stunting, dengan pemberdayaan masyarakat yang juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Tantangan program IMUT

Kendati memiliki banyak sekali peran untuk mengendalikan atau mengatasi persoalan stunting dan masalah lingkungan, Zulhaida menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, tentu ada beberapa kendalam maupun hambatan, seperti kondisi cuaca dan kondisi lingkungan.

Ia mencontohkan, jika terjadi hujan angin yang membuat ayam mati serta kondisi banjir yang membuat ikan terbawa arus, tentu akan mengurangi pasokan pangan masyarakat.

“Tetapi kendala maupun hambatan in,i telah diatasi dengan membuat lampu pemanas pada kandang unggas atau ayam dan meninggikan kolam ikan,” jelasnya.

Dengan begitu, diharapkan hasil penelitian dan solusi yang diberikan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, guna menekan risiko stunting pada anak.

Baca juga: IDAI: ASI Ekslusif Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com