Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jari Tangan dan Kaki Keriput Setelah Berendam, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 04/08/2022, 18:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berendam di bak mandi, atau berenang dalam waktu lama bisa menyebabkan jari tangan maupun kaki keriput.

Dari yang sebelumnya terdapat lingkaran halus dari epidermis bergerigi, berubah menjadi lipatan-lipatan besar pada kulit.

Uniknya, hanya kulit di jari tangan dan kaki saja yang berkerut keriput saat direndam dalam air, sementara bagian tubuh lainnya seperti lengan, dada, kaki, maupun wajah tetap sama.

Baca juga: Apa Fungsi Garis Tangan?

Lantas, mengapa ini bisa terjadi? Untuk menjawab hal tersebut, misteri tubuh manusia membahas mengenai penyebab kulit di jari tangan dan kaki keriput setelah terkena air.

Para ilmuwan telah melakukan serangkaian percobaan, untuk mengetahui jawaban mengapa kulit jari tangan dan kaki manusia keriput saat berendam di bak mandi.

Seperti dilansir dari Scientific American, Rabu (9/1/2013) uji laboratorium mengkonfirmasi sebuah teori, yang menemukan bahwa jari-jari keriput bantu meningkatkan cengkeraman manusia pada benda basah atau terendam.

Banyak orang menganggap kerutan adalah hasil dari air yang masuk ke lapisan luar kulit, dan membuatnya membengkak. Namun, para peneliti sejak tahun 1930-an telah mengetahui efek ini tidak terjadi ketika ada kerusakan saraf di jari-jari.

Ini menunjukkan, perubahan tersebut merupakan reaksi yang tidak disengaja oleh sistem saraf otonom tubuh, sistem yang mengontrol pernapasan, detak jantung, dan keringat.

Kerutan khas setelah berendam terlalu lama di air itu, sebenarnya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah di bawah kulit.

Pada 2011 ahli saraf evolusioner di 2AI Labs di Boise, Idaho, Mark Changizi dan rekannya mengungkapkan keriput atau kerutan tersebut memiliki fungsi evolusi.

Para peneliti juga mencatat pola kerutan tampaknya dioptimalkan untuk menyediakan jaringan drainase, sehingga meningkatkan cengkeraman. Kendati demikian, hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan jari-jari keriput memang memberikan manfaat tertentu.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters tahun 2013, peserta penelitian diinstruksikan untuk mengambil benda basah atau kering.

Termasuk kelereng yang ukuranya berbeda dengan tangan normal, atau dengan jari keriput setelah direndam dalam air hangat selama 30 menit.

Baca juga: Mengapa Jari Tangan Manusia Memiliki Ukuran Berbeda? Sains Jelaskan

 

Peserta penelitian dilaporkan lebih cepat dalam mengambil kelereng basah, dengan jari keriput dibandingkan dengan yang kering. Akan tetapi, kerutan tidak membuat perbedaan ketika memindahkan benda kering.

"(Penelitian) kami telah menunjukkan bahwa jari-jari yang berkerut memberikan cengkeraman yang lebih baik dalam kondisi basah," jelas ahli biologi evolusi di Newcastle University, Tom Smulders.

Keriput di jari berguna untuk memegang dengan erat

Smulders menambahkan, jari-jari yang berkerut bisa membantu nenek moyang manusia mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan basah atau sungai. Efek analog di jari kaki bisa membantu kita mendapatkan pijakan yang lebih baik di tengah hujan.

Apa yang masih harus dilakukan, kata Changizi, adalah untuk memeriksa apakah kerutan serupa terjadi pada hewan lain dengan fungsi yang sama.

"Pada titik ini kami tidak tahu siapa yang memilikinya, selain manusia dan kera," tuturnya.

"Tidak jelas mengapa jari kita tidak berkerut secara permanen. Dugaan awal kami adalah bahwa ini dapat mengurangi sensitivitas di ujung jari kita atau dapat meningkatkan risiko kerusakan melalui penangkapan benda," jelasnya.

Baca juga: Kenapa Manusia Mempunyai Kuku di Jari Tangan dan Kaki? Sains Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com