Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2022, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Adiresti berkata bahwa merokok dapat menyebabkan penurunan kognitif lebih cepat daripada orang yang tidak merokok.

Pada penelitian tahun 2012 didapatkan bahwa perokok pria usia dewasa muda mengalami penurunan kognitif lebih cepat dibandingkan perokok wanita dan non-perokok.

Baca juga: Bahaya Vape Rokok Menggandakan Risiko Disfungsi Ereksi pada Pria Usia 20 Tahun ke Atas

4. Rokok tingkatkan risiko demensia muda

Selain itu merokok juga meningkatkan risiko demensia, suatu kondisi yang mempengaruhi daya ingat, kemampuan berpikir, kemampuan bahasa dan perilaku.

Pada suatu penelitian tahun 2015, ditemukan bahwa 30 persen dari perokok lebih rentan mengalami demensia. Sebaliknya, berhenti merokok menurunkan risiko demensia.

5. Rokok tingkatkan risiko kanker

Adisresti menegaskan, merokok yang dilakukan sejak usia muda meningkatkan risiko atau peluang anak tersebut menderita kanker.

“Dengan pajanan berulang terhadap tembakau pada rokok, perubahan genetik pada otak dapat meningkatkan risiko perokok untuk menderita kanker,” jelasnya.

Ada banyak sekali jenis kanker yang saat ini diketahui dipicu dari kegiatan merokok, mulai dari kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, ginjal, hati, perut, serviks, leukimia hingga otak.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine pada 2020 menemukan bahwa di antara 281 penderita kanker paru, pasien yang merokok juga jauh lebih berisiko mengalami kanker otak. 

Baca juga: WHO: Anak Muda Mulai Kecanduan Tembakau karena Rokok Elektrik

6. Rokok sebabkan risiko stroke

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), merokok meningkatkan risiko stroke sebanyak 2-4 kali lipat, baik pada pria maupun wanita.

Risiko ini juga meningkat seiring banyaknya jumlah rokok yang diisap. Namun dengan berhenti merokok dalam 5 tahun, risiko stroke juga menurun.

Kelebihan berhenti merokok

Semua orang yang merokok disarankan untuk segera menghentikan kebiasaan buruk ini. Namun, patut dicatat bahwa berhenti merokok yang dimaksud bukan hanya rokok konvensional atau kretek saja, melainkan juga rokok elektrik atau yang banyak dikenal denagn vape.

Sebab, berdasarkan laporan National Institute on Drug Abuse, vape yang mengandung nikotin, ternyata juga menghasilkan perubahan serupa dengan rokok konvensional pada otak.

Cairan e-cigarette dan aerosol yang terbentuk dari vape mengandung berbagai macam bahan kimia yang bersifat karsinogen atau menyebabkan kanker dan toksik terhadap kesehatan.

Artinya, baik rokok konvensional maupun vape sama-sama berbahaya bagi kesehatan.

Penelitian juga melaporkan bahwa bila seseorang berhenti merokok sepenuhnya, reseptor nikotin pada otak akan kembali normal.

Kelebihan lainnya dari berhenti merokok adalah meningkatkan fungsi paru dan sirkulasi darah dalam 3 bulan, mengurangi risiko serangan jantung hingga 50 persen dalam 1 tahun, dan menurunkan risiko stroke dalam 5-15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com