Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Keragaman Pangan bagi Indonesia, Termasuk Lepas dari Ketergantungan Gandum

Kompas.com - 27/07/2022, 11:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia memiliki sumber pangan dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang melimpah ruah.

Mengutip laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin (29/7/2019) data Badan Ketahanan Pangan menunjukkan, Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat.

Ada pula 75 jenis sumber minyak atau lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah serta bumbu.

Keragaman pangan ini, menurut Renata Puji Sumedi Hanggarawati, Manager Program Agroekosistem Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) sangat penting bagi Indonesia.

Baca juga: Krisis Pangan di Depan Mata, Begini Penjelasan Pengamat Pertanian

Terlebih, di tahun 2025 dikatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan meningkat lima kali lipat. 

"Dalam SDGs (Sustainable Development Goals) 2 tentang zero hunger sangat penting. Bagi Indonesia pasti sangat penting karena jumlah penduduknya banyak dan juga sebetulnya Indonesia punya keragaman sumber pangan," kata Renata kepada Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Untuk diketahui, keragaman pangan adalah beragamnya jenis sumber pangan. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah sumber pangan itu sendiri.

"Indonesia banyak banget (jenis pangan), tetapi pada faktanya sekarang konteks keragaman pangan jadi semakin terancam berkurang, karena kita tahu kalau bicara keragaman pangan itu kita bisa bilang soal lahan," ujarnya.

Kemungkinan, lanjut dia, ancaman itu dipengaruhi alih fungsi lahan maupun lahan yang sudah menjadi bangunan. Ketika berbicara sumber karbohidrat, masyarakat cenderung mengarah pada sumber dari padi. 

Inilah yang berisiko memengaruhi keragaman pangan. Di samping itu, ancaman kehilangan sumber pangan juga diakibatkan perubahan iklim.

Dengan iklim yang berubah, masyarakat menjadi sulit untuk memprediksi musim tanam mereka, bahkan mengakibatkan gagal panen.

Berkurangnya keragaman sumber pangan pun bisa dipengaruhi intervensi manusia, perubahan lahan, pola pikir, kebijakan, pola konsumsi, dan lain sebagainya.

"Cenderung juga konsumen selalu akan berpikir makanan yang mudah diakses, itu biasanya jadi preferensi di kemudian hari. Ketika dari kecil misalnya makannya diajarkan makan beragam, maka biasanya akan terekam dia akan mengonsumsi itu," ungkap Renata.

Baca juga: Mengurangi Polusi Udara Dapat Membantu Atasi Krisis Pangan Global

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com