Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Risiko Terinfeksi Cacar Monyet Saat Melakukan Perjalanan Internasional? Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 26/07/2022, 18:05 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Infeksi cacar monyet atau monkeypox telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan masyarakat global.

Penyebaran virus semakin meluas dengan beberapa negara terus melaporkan kasus suspek dan konfirmasi dari penyakit cacar monyet ini.

Situasi epidemiologi global selama periode 1 Januari hingga 20 Juli 2022, tercatat adanya 14.533 kasus suspek dan kasus terkonfirmasi laboratorium dari 72 negara di seluruh dunia.

Di sisi lain, perjalanan internasional telah dilonggarkan yang tentunya memudahkan seseorang untuk keluar masuk suatu negara.

Baca juga: WHO Resmi Umumkan Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Ketahui Gejalanya

Lantas, seberapa besar risiko cacar monyet saat melakukan perjalanan ke Luar Negeri?

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sejauh ini belum diperlukan adanya pengetatan perjalanan internasional atas kasus cacar monyet yang merebak.

Menurut dia, risiko pelaku perjalanan masih dalam kategori kecil, dikarenakan proses penularan monkeypox yang hanya dapat terjadi dari paparan lesi atau ruam dari penderita.

“Prinsip penularan dari monkeypox atau cacar monyet ini ketika seseorang melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita atau pasien,” ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Kontak langsung terjadi dengan kontak intim seperti berpelukan, berciuman, bersentuhan antara kulit dan kulit dengan lesi atau ruam berisi cairan yang pecah.

“Luka cairan dari si pasien itulah yang menjadikan sumber penularan,” lanjut dia.

Baca juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Ini Rekomendasi untuk Setiap Negara

Selain itu, penularan dari kontak tidak langsung bisa melalui sprei, kain, celana, dan baju yang terkontaminasi cairan tubuh penderita.

Meskipun jarang terjadi, lanjut Dicky, di Amerika Serikat ditemukan potensi risiko penularan selama perjalanan dari kloset toilet umum yang tidak terdesinfeksi dengan baik.

Ia menambahkan, potensi risiko perjalanan tidak begitu besar karena secara umum, orang dalam kondisi sehatlah yang melakukan perjalanan, seperti suhu tubuh terdeteksi tidak tinggi dan tak ada lesi atau ruam yang muncul.

“Orang yang menularkan (virus monkeypox) ini yang sudah timbul luka-luka (lesi), karena dari lesi itulah potensi penularan terjadi. Jadi kecil kemungkinan (terinfeksi) kalau dalam perjalanan, meskipun ke negara-negara yang ada kasusnya,” tutur Dicky.

Baca juga: CDC Peringatkan Cacar Monyet Muncul dengan Gejala Tidak Biasa, Apa Saja?

Sehingga, risiko terinfeksi cacar monyet terbilang kecil -- selama seseorang menerapkan perilaku bersih dan sehat, serta tetap waspada saat melakukan perjalanan ke negara yang tengah banyak kasus monkeypox.

Terpenting, pelaku perjalanan tetap diminta menggunakan masker, menerapkan pola hidup bersih sehat, dan jangan sembarangan menyentuh permukaan yang disentuh bersama.

“Apa pun penyakit yang menular itu ya begitu, tidak perlu terlalu khawatir atau panik karena ini bukanlah penyakit yang penularannya semudah Covid-19,” pungkas Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com