KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai public health emergency of international concern (PHEIC), atau darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
WHO juga memiliki sejumlah daftar yang pernah menjadi darurat kesehatan seperti wabah penyakit, bencana dan krisis kemanusiaan. Berikut daftar darurat kesehatan dilansir dari laman resmi WHO, Minggu (24/7/2022).
Jutaan orang di Horn of Afrika, semenanjung di Afrika Timur yang menonjol ke Laut Arabia dan terletak di sepanjang anggota selatan Teluk Aden, menghadapi kelaparan akut ketika kawasan itu menghadapi salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Ketika kekurangan pangan semakin rawan, maka masyarakat terutama anak-anak bisa kekurangan gizi yang pada akhirnya membuat mereka semakin rentan terhadap penyakit.
Baca juga: Sejarah Wabah Cacar Monyet, Pertama Ditemukan Tahun 1958
Sejak awal Mei 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan dari negara-negara yang non-endemik, dan beberapa negara endemik. Setidaknya, ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet di 75 negara, dengan lima kematian di Afrika.
"Kami mengeluarkan panduan untuk membantu negara-negara dalam pengawasan, pekerjaan laboratorium, perawatan klinis, pencegahan dan pengendalian infeksi, serta komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat untuk memberi tahu masyarakat yang berisiko dan masyarakat umum yang lebih luas tentang cacar monyet dan cara menjaga keamanan," tulis WHO.
Wilayah Sahel di Afrika menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat dari konflik bersenjata, kemiskinan, perubahan iklim, kerawanan pangan, dan ketidakstabilan politik.
Di tahun 2021 saja, WHO mencatat 122 kematian terkait dengan serangan terhadap perawatan kesehatan.
Wilayah ini juga melaporkan lebih dari 110.000 kasus kolera pada 2021, dan penularan demam kuning mencapai angka tertinggi dalam 20 tahun.
Pada 23 April 2022 otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo mengumumkan wabah Ebola setelah adanya kasus dikonfirmasi di Mbandaka, yang menjadikannya wabah ketiga di provinsi itu sejak 2018.
WHO menyebut, Republik Demokratik Kongo telah mengalami wabah Ebola ke-14 sejak tahun 1976. Wabah sebelumnya di Provinsi Equateur terjadi di tahun 2020 dan 2018, dengan masing-masing 130 kasus dan 54 kasus.
Pihaknya mengatakan masih berupaya untuk menanggapi darurat kesehatan yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.
Selama krisis, kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas, dengan perlindungan tenaga kesehatan. sistem dan fasilitas kesehatan agar tetap berfungsi, aman, maupun bebas diakses semua pasien.
"Kami mengirimkan pasokan medis khusus, mengoordinasikan penyebaran tim medis, dan bekerja dengan otoritas kesehatan untuk meminimalkan gangguan pada pengiriman layanan kesehatan kritis di Ukraina dan di negara-negara yang menampung pengungsi," kata WHO.
WHO mengeluarkan sekitar 3.450.000 US dolar sejak Agustus 2021 untuk membantu mengangkut pasokan medis yang dibutuhkan, dan mengatasi dampak kesehatan dari krisis di Afghanistan.
Baca juga: 5 Darurat Kesehatan Global yang Diumumkan WHO Sebelum Virus Corona