Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: 35 Negara Laporkan Dugaan Kasus Hepatitis Akut Misterius Anak

Kompas.com - 14/07/2022, 17:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber WHO

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada 35 negara yang telah melaporkan 1.010 kasus dugaan hepatitis akut misterius pada anak per 8 Juli 2022.

Dari jumlah kasus hepatitis akut yang belum diketahui etiologi atau penyebabnya tersebut, didapatkan pula 22 kasus kematian pada anak.

Adapun negara-negara yang mencatat dugaan kasus hepatitis akut misterius pada anak itu di antaranya:

  1. Austria
  2. Belgia
  3. Bulgaria
  4. Siprus
  5. Denmark
  6. Perancis
  7. Yunani
  8. Irlandia
  9. Israel
  10. Italia
  11. Latvia
  12. Luksemburg
  13. Republik Moldova
  14. Belanda
  15. Norwegia
  16. Polandia
  17. Portugal
  18. Serbia
  19. Spanyol
  20. Swedia
  21. Britania Raya
  22. Argentina
  23. Brasil
  24. Kanada
  25. Kolumbia
  26. Kosta Rika
  27. Meksiko
  28. Panama
  29. Amerika Serikat
  30. Jepang
  31. Singapura
  32. Indonesia
  33. Maladewa
  34. Palestina
  35. Qatar

Pihaknya menyampaikan, sejak berita wabah penyakit dirilis pada 24 Juni 2022 setidaknya terdapat 90 kemungkinan kasus baru dengan empat kematian tambahan.

Selain itu, dua negara baru antara lain Luksemburg dan Kosta Rika, telah mencatat kasus yang diduga merupakan hepatitis akut misterius pada anak.

Dilansir dari laman resminya, Selasa (12/7/2022); sejak wabah pertama kali terdeteksi pada 5 April hingga 8 Juli 2022 di negara-negara di lima wilayah WHO, terjadi peningkatan kasus. Sebanyak 5 persen pasien anak-anak yang mengalami penyakit ini, juga memerlukan transplantasi.

Berdasarkan data, hampir setengah atau sekitar 48 persen dugaan kasus hepatitis akut misterius pada anak tercatat di wilayah Eropa di mana 21 negara melaporkan 484 kasus.

Baca juga: WHO Laporkan 650 Kasus yang Diduga Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Jumlah kemungkinan kasus hepatitis akut misterius anak tertinggi kedua telah dilaporkan dari Amerika (435 kasus), diikuti wilayah Pasifik Barat (70 kasus) , Asia Tenggara (19 kasus) dan negara di wilayah Mediterania Timur (2 kasus).

"Jumlah kasus diperkirakan akan berubah seiring dengan tersedianya lebih banyak informasi dan data terverifikasi," kata WHO.

Adenovirus diduga penyebab hepatitis akut

Berdasarkan definisi kasus kerja terkait kemungkinan hepatitis akut pada anak, hasil pengujian laboratorium telah mengecualikan virus hepatitis A, B, C, D, E sebagai penyebab infeksi.

"Patogen seperti adenovirus dan SARS-CoV-2 terdeteksi oleh PCR di sejumlah kasus, meskipun data yang dilaporkan ke WHO tidak lengkap," tulis WHO.

Mereka menambahkan, bahwa adenovirus menjadi patogen yang paling sering terdeteksi di antara kasus-kasus yang saat ini sedang diselidiki. Misalnya saja, di Eropa, adenovirus terdeteksi melalui PCR pada 52 kasus, dan 9 persen kasus di Jepang.

WHO mengakui, dikarenakan pengawasan adenovirus terbatas di sebagian besar negara, menyebabkan sulitnya untuk menilai apakah tingkat infeksi lebih tinggi daripada yang diduga.

Tak hanya itu saja, SARS-CoV-2 juga disebut telah terdeteksi pada beberapa kasus. Kendati demikian, data hasil serologi terkait dengan ini masih terbatas. Di wilayah Eropa, lanjut WHO, SARS-CoV-2 terdeteksi oleh PCR pada 16 persen kasus.

Laporan awal WHO dari Amerika Serikat turut menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 terdeteksi pada 8 persen kasus, dan di Jepang ditemukan pada 8 persen kasus.

Baca juga: WHO Selidiki Keterkaitan Virus Corona dengan Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Ilustrasi Hepatitis AutoimunShutterstock/Shidlovski Ilustrasi Hepatitis Autoimun

Karakteristik epidemiologi kasus hepatitis akut

Per 8 Juli 2022, dari 479 kasus menurut informasi jenis kelamin dan usia, 48 persen merupakan laki-laki dan 76 persen di antaranya berusia di bawah enam tahun.

Dari 100 kemungkinan kasus dengan data klinis yang tersedia, gejala hepatitis akut misterius pada anak yang paling sering dikeluhkan antara lain:

  • Mual atau muntah (60 persen)
  • Penyakit kuning (53 persen)
  • Kelemahan (52 persen)
  • Sakit perut (50 persen)

"Dari semua kasus global dengan data yang tersedia, pada 167 kasus menunjukkan, periode rata-rata antara tanggal munculnya gejala dan tanggal rawat inap adalah empat hari," terang WHO. 

Faktor risiko hepatitis akut misterius anak

WHO berkata, risiko di tingkat global saat ini dinilai sedang dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Etiologi hepatitis akut yang parah masih belum diketahui dan sedang diselidiki.
  • Informasi epidemiologi, laboratorium, histopatologi dan klinis yang terbatas saat ini dimiliki WHO.
  • Jumlah kasus yang sebenarnya dan distribusi geografis mungkin lebih dari dugaan, sebagian karena terbatasnya sistem surveilans.
  • Cara penularan yang mungkin dari agen etiologi belum ditentukan.
  • Meskipun masih belum ada laporan yang tersedia tentang infeksi terkait perawatan kesehatan, penularan dari manusia ke manusia tidak dapat dikesampingkan setelah beberapa laporan awal tentang kasus yang terkait secara epidemiologis.

Baca juga: Apakah Hepatitis Akut Misterius pada Anak Bisa Disembuhkan?

Pencegahan dan pengendalian infeksi hepatitis akut

Sampai lebih banyak diketahui tentang etiologi kasus-kasus ini, WHO menyarankan penerapan praktik pencegahan dan pengendalian infeksi umum (IPC) termasuk:

  • Mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau gel tangan berbasis alkohol
  • Menghindari tempat yang ramai dan menjaga jarak dari orang lain
  • Memastikan ventilasi yang baik saat di dalam ruangan
  • Mengenakan masker yang pas menutupi mulut dan hidung Anda bila perlu
  • Menutupi mulut ketika batuk dan bersin
  • Menggunakan air yang aman untuk minum
  • Mengikuti lima kunci makan yang aman termasuk menjaga kebersihan, memisahkan makanan yang mentah dan matang, masak makanan hingga matang, menjaga makanan pada suhu yang aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman. Pembersihan rutin permukaan yang sering disentuh
  • Tetap di rumah saat tidak sehat dan mencari perhatian medis
  • Fasilitas kesehatan harus mematuhi kewaspadaan standar dan menerapkan kewaspadaan kontak dan droplet untuk kasus yang dicurigai atau mungkin terjadi.

"Sampai lebih banyak diketahui tentang etiologi kasus-kasus ini dan tindakan pencegahan yang tepat, WHO menyarankan agar informasi tentang praktik PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)," jelas WHO.

Upaya untuk berkomunikasi dengan empati secara tepat waktu dan transparan, mengakui apa yang diketahui dan tidak diketahui dan apa yang sedang dilakukan untuk menyelidiki, kata WHO, akan membantu meyakinkan orangtua agar lebih percaya pada otoritas kesehatan dan intervensi pencegahan.

 Baca juga: Gejala Hepatitis Akut Misterius Anak yang Paling Banyak Ditemukan di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com