Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Kecerdasan Gurita, Punya Gen Mirip Manusia

Kompas.com - 03/07/2022, 20:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gurita merupakan mahluk yang memiliki kecerdasan luar biasa. Tetapi bagaimana mereka bisa memiliki tingkat kecerdasan tersebut masih terus menjadi bahan penelitian banyak ahli.

Dan kini para ilmuwan telah menemukan petunjuk yang dapat menjelaskan kecerdasan cephalopoda itu.

Dalam sebuah studi baru, peneliti mengungkapkan bahwa gurita mempunyai gen dengan kekhasan genetik yang juga terlihat pada manusia.

Dikutip dari Live Science, Minggu (3/7/2022) petunjuk yang ditemukan para ilmuwan itu disebut 'gen pelompat' (jumping gen) atau transposon yang membentuk 45 persen genom manusia.

Gen pelompat adalah urutan pendek DNA dengan kemampuan untuk menyalin dan menempel atau memotong dan menempelkan diri ke lokasi lain dalam gen.

Baca juga: Gurita Hancurkan Dirinya Sendiri Setelah Kawin, Mengapa Begitu?

Gen pelompat ini juga telah dikaitkan dengan evolusi genom dalam beberapa spesies. Dan pengurutan genetik baru-baru ini mengungkapkan, bahwa dua spesies gurita Octopus vulgaris dan Octopus bimaculoides ternyata memiliki genom transposon.

Pada manusia dan gurita, sebagian besar transposon tak aktif. Itu lantaran mutasi atau diblokir dari replikasi oleh pertahanan sel.

Tapi satu jenis transposon pada manusia yang dikenal sebagai Long Interspersed Nuclear Elements (LINE) mungkin masih aktif.

Bukti dari penelitian sebelumnya menunjukan, gen pelompat LINE diatur secara ketat oleh otak tetapi masih penting untuk pembelajaran dan untuk pembentukan memori di hippocampus.

Lalu saat para ilmuwan melihat lebih dekat gen melompat pada gurita yang dapat dengan bebas menyalin dan menempel di sekitar genom, mereka ternyata menemukan transposon dari keluarga LINE.

Menurut Graziano Fiorito, rekan penulis studi dan ahli biologi di Anton Dohrn Zoological Station (SZAD), Naples, Italia, elemen ini aktif di lobus vertikal gurita, bagian otak gurita yang sangat penting untuk belajar dan secara fungsional analog dengan hippocampus manusia.

Dalam studi baru ini, peneliti kemudian mengukur transkripsi satu transposon gurita menjadi RNA dan menerjemahkan ke protein.

Peneliti lantas mendeteksi aktivitas signifikan di area otak yang terkait dengan plastisitas perilaku alias bagaimana organisme mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap rangsangan yang berbeda.

"Kami sangat senang karena ini semacam bukti," ungkap Giovanna Ponte, rekan penulis lain dalam studi ini.

Dan meskipun gurita tak berkerabat dekat dengan hewan bertulang belakang, mereka rupanya menunjukkan plastisitas perilaku dan saraf yang mirip dengan vertebrata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com