Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Implan Ring Jantung Teknologi Baru Disebut Berhasil Selamatkan Pasien Jantung Koroner

Kompas.com - 08/06/2022, 17:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, implan ring jantung dengan teknologi bioadaptor disebut berhasil dilakukan pada seorang pasien jantung koroner berusia 88 tahun.

Prosedur yang pertama kali dilakukan di Indonesia itu ditangani Ahli Jantung Intervensi terkemuka, Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC, di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Menurut Teguh, pasien laki-laki yang telah dirawat di rumah sakit tersebut dalam kondisi sudah menderita penyakit tiga pembuluh darah, dan disarankan untuk melakukan operasi bypass arteri koroner.

Akan tetapi, pasien menolak untuk menjalani prosedur operasi itu.

Baca juga: Djaduk Ferianto Meninggal, Kapan Seseorang Perlu Pasang Ring Jantung?

Selain itu, ditemukan pula Arteri Left Anterior Descending (LAD) pasien yang sudah mengalami pengerasan.

Akhirnya, dilakukan prosedur implan ring jantung bioadaptor.

"Setelah persiapan lesi yang tepat dengan aterektomi orbital dan dilatasi tekanan tinggi, bioadaptor dapat dengan mudah dikirim dan ditanamkan," ungkap Teguh dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/6/2022).

"Pasca prosedur, kami dapat melihat, dengan ultrasonografi intravaskular, bioadaptor yang diperluas dan ditempatkan dengan baik meskipun anatominya menantang,” lanjut dia.

Untuk diketahui, ring jantung adalah perangkat yang umumnya digunakan para ahli jantung untuk mengobati penyakit jantung koroner, dengan membuka arteri yang tersumbat plak guna menjaga aliran darah.

Umumnya usai ditanamkan, ring jantung tradisional akan memiliki bentuk yang tetap, dan tidak dapat mengembang. Akibatnya, menyulitkan pembuluh darah yang dipasangkan ring jantung untuk bergerak maupun melebar.

'Pengekangan' pembuluh darah berpotensi mencegah pergerakan alami pembuluh darah, yang sangat diperlukan jantung. Kondisi itu pun telah dikaitkan dengan risiko masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung lanjutan.

Sementara ring jantung bioadaptor bekerja dengan membuka selubung arteri, saat lapisan polimernya terserap setelah lebih dari enam bulan. Sehingga, memungkinkannya untuk bergerak mengikuti gerakan fisiologis alami dari pembuluh darah.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

Prof Teguh menjelaskan, bahwa ring jantung bioadaptor tidak 'mengekang' pembuluh darah, karena memiliki sendi-sendi yang lentur dan unik dengan desain implan logamnya.

“Fitur yang menjadi pembeda utama dari bioadaptor adalah pemulihan fungsi dan pergerakan pembuluh darah, yang akan menciptakan perubahan paradigma dalam pengobatan pasien dengan penyakit kardiovaskular," imbuhnya.

Ia mengaku telah mendapatkan pengalaman mengesankan terkait dengan pemasangan implan ring jantung dengan teknologi bioadaptor pada kasus-kasus kompleks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com