Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Banjir Rob Masih Berpeluang Terjadi sampai Tahun 2034

Kompas.com - 08/06/2022, 08:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kejadian banjir rob diperkirakan masih akan terus terjadi berulang di Indonesia. Bahkan, masyarakat diminta waspada banjir rob sampai tahun 2034 menjadi puncaknya.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin dalam diskusi bertajuk "Banjir Rob di Musim Kemarau", Kamis (2/6/2022).

“Jadi sekitar tahun 2034, itu adalah puncak dari siklus nodal yang berpotensi meningkatkan banjir rob pasang,” kata dia.

Banjir rob adalah banjir di wilayah pantai, terutama karena air laut melimpas ke daratan.

“Sesungguhnya juga disebut banjir rob, kalau banjir dari daratan tidak terbuang ke laut, karena laut sedang pasang,” ujarnya.

Banjir rob (coastal flooding) juga merupakan pola fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama oleh bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi.

Baca juga: Waspada, 15 Wilayah Ini Berpotensi Alami Banjir Rob Seminggu ke Depan

Banjir rob juga dikenal dengan banjir pesisir karena sering terjadi di wilayah yang tidak jauh dari pesisir pantai.

Dalam pemaparannya, Thomas menjelaskan bahwa siklun nodal Bulan merupakan salah satu dari tiga faktor pemicu terjadinya banjir rob di Indonesia.

Salah satu penyebab banjir rob yang terjadi di Indonesia adalah karena kenaikan pasang maksimum air laut.

Nah, kenaikan pasang maksimum air laut ini juga dipicu oleh siklus nodal bulan 18,6 tahunan.

Siklus nodal Bulan yang dapat memicu terjadinya banjir rob itu merupakan dampak miringnya posisi bulan 5 derajat dari ekliptika, sehingga mengakibatkan air laut pasang maksimum.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan banjir rob, dijelaskan Thomas, saat siklus nodal bualn 18,6 tahunan itu terjadi, maka posisi bulan atau orbit bulan yang miring sekitar 5 derajat akan menyebabkan bulan berada di posisi dekat dengan ekuator.

Baca juga: Banjir Rob Menerjang, Benarkah Gelombang Ekstrem Selalu Terjadi Tiap Akhir Tahun?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com