Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bibit Siklon Tropis Terpantau Bisa Berdampak pada Cuaca di Indonesia, Ini Rekomendasi BMKG

Kompas.com - 23/04/2022, 11:01 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau adanya dua bibit siklon, yaitu bibit siklon 98S di Samudra Hindia dan 99S di Laut Banda pada Jumat (22/4/2022) malam, yang bisa memberi dampak pada cuaca di Indonesia. 

Bibit siklon 98S terpantau di Samudera Hindia selatan Bengkulu dengan kecepatan maksimum sekitar 15 knots atau 28 km/jam, dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 1008,4 hPa.

Sementara itu, bibit siklon 99S terpantau di Laut Banda dengan kecepatan maksimum sekitar 20 knots atau 37 km/jam, dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 1009,8 hPa.

Kedua bibit siklon ini berdampak terhadap cuaca di Indonesia seperti hujan berintensitas lebat dan gelombang pasang

Baca juga: Dua Bibit Siklon Terpantau, Ini Dampaknya pada Cuaca di Indonesia!

Dampak bibit siklon pada cuaca Indonesia

- Bibit siklon 98S

Bibit siklon ini bergerak ke arah barat-barat daya. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis sehari ke depan tergolong rendah.

Adapun dampaknya terhadap cuaca di Indonesia sebagai berikut:

Hujan berintensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Sedangkan gelombang tinggi akibat dampak bibit siklon, diprakirakan dapat terjadi di beberapa wilayah perairan sebagai berikut:

  • Perairan Bengkulu dan Perairan Enggano (1,25-2,5 meter)
  • Perairan Barat Lampung (1,25-2,5 meter)
  • Selat Sunda bagian barat dan bagian selatan (1,25-2,5 meter)
  • Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba (1,25-2,5 meter)
  • Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan (1,25-2,5 meter)
  • Selat Sumba bagian barat (1,25-2,5 meter)
  • Laut Sawu (1,25-2,5 meter)
  • Samudera Hindia selatan Banten dan Bali-Pulau Sumba (1,25-2,5 meter)
  • Samudera Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur (2,5-4 meter)

Baca juga: 2 Bibit Siklon di Filipina dan China Bisa Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

Ilustrasi cuaca hujan di malam hari.SHUTTERSTOCK/Alexandru Chiriac Ilustrasi cuaca hujan di malam hari.

- Bibit siklon 99S

Pergerakan sistem bibit siklon ini stasioner atau tetap. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis 24 jam ke depan tergolong rendah.

Bibit siklon ini berdampak terhadap hujan sedang hingga lebat dibarengi angin kencang di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Maluku.

Selain itu, gelombang setinggi 1,25-2,5 meter terjadi di perairan Laut Banda.

Rekomendasi BMKG dari potensi dampak bibit siklon

BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan potensi siklon tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya, termasuk dampak cuaca Indonesia yang diakibatkan oleh bibit siklon tersebut. 

Baca juga: Bibit Siklon 91B dan Dua Potensi Bibit Siklon Terpantau di Indonesia, Ini Dampaknya!

Terkait dengan potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

1. Menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan terdampak

2. Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya

3. Mewaspadai potensi dampak seperti banjir bandang, banjir pesisir, dan tanah longsor di daerah rawan

4. Seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi terkait potensi dampak cuaca ekstrem dari adanya pengaruh bibit siklon pada cuaca di Indonesia. 

Baca juga: Bibit Siklon Tropis 97S Meningkatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia 3 Hari ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com