Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: 5,26 Persen Wilayah Indonesia Sudah Musim Kemarau Sekarang

Kompas.com - 16/04/2022, 19:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa pada pertengahan April 2022 ini sebanyak 5,26 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

Sebelumnya, BMKG telah mengumumkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia memang diprakirakan mengalami awal musim kemarau 2022 pada kisaran bulan April hingga Juni 2022 sebanyak 261 Zona Musim (ZOM) atau 76,3 persen dari 342 ZOM di seluruh Indonesia.

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1991-2020), awal musim kemarau 2020 di sebagian besar daerah yaitu 163 ZOM (47,7 persen) diprakirakan mundur.

Sedangkan, wilayah lainnya diprakirakan sama terhadap rata-ratanya 90 ZOM (26,3 persen) dan maju terhadap rata-ratanya sebanyak 89 ZOM (26,0 persen).

Baca juga: Masih Sering Hujan, Kapan Awal Musim Kemarau di Indonesia Tahun 2022?

Sifat hujan selama musim kemarau 2022 di sebagian besar wilayah di Indonesia, yakni sebanyak 197 ZOM (57,6 persen) diprakirakan normal.

Sementara, wilayah lainnya atas normal sebanyak 104 ZOM (30,4 persen) dan diprakirakan bawah normal sebanyak 41 ZOM (12,0 persen).

BMKG juga memprakirakan bahwa puncak musim kemarau 2020 di sebagian besar wilayah ZOM yakni akan terjadi pada bulan Agustus 2022 sebanyak 181 ZOM (52,9 persen).

Adapun wilayah yang sedang mengalami musim kemarau di Indonesia saat ini, pertengahan April 2022 yaitu:

  • Aceh bagian utara dan timur
  • Pesisir utara Banten
  • Pesisir utara Jawa Barat
  • Sebagian Nusa Tenggara Timur
  • Sulawesi Selatan bagian timur
  • Sulawesi Utara bagian selatan
  • Maluku Utara bagian barat
  • Sebagian Maluku

Baca juga: 4 Penyebab Wilayah Indonesia Masih Hujan Meski Sudah Masuk Musim Kemarau

Air Sungai Cibarusah, Kampung Ciketung, Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat musim kemarau, Minggu (16/8/2015). Warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak tiga bulan terakhir karena sumur dan sungai mereka mengering akibat kemarau. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Air Sungai Cibarusah, Kampung Ciketung, Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat kering akibat musim kemarau, Minggu (16/8/2015). Warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak tiga bulan terakhir karena sumur dan sungai mereka mengering akibat kemarau. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Kendati sudah memasuki musim kemarau, bukan berarti tidak akan terjadi hujan di wilayah tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pemberitaan Kompas.com edisi 23 Maret 2022 mengatakan, hasil analisis menunjukkan La Nina masih akan beralngsung hingga pertengahan tahun 2022.

Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga waktu tersebut.

Hal itu berakibat pada beberapa zona musim di Indonesia yang diprediksi akan mengalami keterlambatan memasuki musim kemarau.

Adapun, analisis EL Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kondisi La Nina lemah dan diprediksi berangsur menuju netral pada periode Maret-April-Mei.

Baca juga: Kapan Puncak Musim Kemarau Tahun 2022? Ini Penjelasan BMKG

Sementara itu, India Ocean Dipole (IOD) menunjukkan kondisi negatif berpeluang netral, sedangkan Sea Surface Temperatur (SST) Indonesia diprakirakan hangat hingga netral sampai pertengahan tahun 2022.

Masyarakat yang saat ini masih mendapati curah hujan di wilayahnya, diminta untuk melakukan mitigasi kekeringan saat musim kemarau nanti.

Oleh karena itu, upayakan untuk menyimpan air hujan dalam wadah penyimpanan yang bisa dipakai saat dibutuhkan saat kekurangan air di musim kemarau nanti.

Air tadah hujan itu bisa dipakai untuk keperluan, konsumsi, masak, mencuci, mandi, menyiram tanaman dan ladang pertanian, juga lain sebagainya jika dibutuhkan.

Baca juga: Masih Sering Hujan, PSTA LAPAN: Musim Kemarau Tahun Ini Berpotensi Basah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com