Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2022, 12:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Menstruasi adalah pendarahan vagina normal yang merupakan bagian alami dari siklus bulanan yang sehat untuk seseorang dengan rahim dan ovarium.

Setiap bulan, di masa pubertas (biasanya usia 11 hingga 14 tahun) dan menopause (biasanya sekitar usia 51 tahun), tubuh mempersiapkan diri untuk kehamilan. 

Lapisan rahim menebal dan sel telur tumbuh dan dilepaskan dari salah satu indung telur.

Jika kehamilan tidak terjadi, kadar hormon estrogen serta progesteron turun dan mencapai tingkat yang memberi tahu tubuh untuk memulai menstruasi.

Selama periode menstruasi, rahim melepaskan lapisannya dan bersama dengan beberapa darah keluar dari tubuh melalui vagina.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Berpengaruh pada Siklus Menstruasi, Dokter Jelaskan Alasannya

Dilansir dari Healthline, biasanya, seseorang yang mengalami menstruasi kehilangan sekitar 2 sampai 3 sendok makan darah selama periode menstruasi.

Waktu antara periode (hari terakhir hingga hari pertama) menstruasi rata-rata adalah 28 hari dengan pendarahan menstruasi yang berlangsung sekitar 4 hingga 7 hari.

Namun, ini dapat bervariasi antar individu. Beberapa orang mengalami siklus yang lebih lama atau lebih sebentar dengan waktu pendarahan lebih singkat atau lebih lama.

Jadi, kenapa wanita mengalami menstruasi?

Bagi wanita, menstruasi adalah cara tubuh untuk melepaskan jaringan yang tidak lagi dibutuhkannya. 

Setiap bulan, tubuh bersiap untuk kehamilan. Lapisan rahim menjadi lebih tebal sebagai persiapan untuk memelihara sel telur yang mungkin dibuahi. 

Baca juga: Ciri-ciri Pendarahan Keguguran dan Perbedaannya dengan Menstruasi

Telur dilepaskan dan siap untuk dibuahi dan menetap di lapisan rahim.

Jika sel telur tidak dibuahi, tubuh tidak lagi membutuhkan lapisan rahim yang lebih tebal sehingga lapisan tersebut mulai rusak dan akhirnya dikeluarkan, bersama dengan beberapa darah, dari vagina. 

Ini adalah periode menstruasi. Jika setelah selesai, prosesnya akan dimulai dari awal lagi.

Bisakah menstruasi dihentikan?

Tidak ada metode yang menjamin menstruasi bisa dihentikan, tetapi, menurut sebuah artikel tahun 2014 dalam International Journal of Women's Health, siklus menstruasi dapat dihambat dengan berbagai jenis alat kontrasepsi, seperti:

Baca juga: Proses Menstruasi dan Hormon yang Berperan

  • Pil KB. Jika meminum pil KB setiap hari, setelah satu tahun tubuh akan memiliki sekitar 70 persen peluang untuk menekan siklus menstruasi.
  • Suntikan hormon. Suntikan hormon dapat memengaruhi kesuburan hingga 22 bulan. Setelah satu tahun, tubuh akan memiliki sekitar 50 hingga 60 persen peluang untuk menekan siklus dan sekitar 70 persen setelah 2 tahun.
  • IUD hormonal. Satu tahun dengan IUD hormonal (alat kontrasepsi dalam rahim) memberi sekitar 50 persen peluang untuk menekan siklus menstruasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com