Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Es Papua Akan Punah 2025-2027, Ketebalan Es di Puncak Jaya Tinggal 8 Meter Tahun 2021

Kompas.com - 24/03/2022, 10:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Peneliti Senior di Biro Meteorologi BMKG, Donaldi Permana mengatakan, gletser abadi, Puncak Jaya Papua atau dikenal juga dengan puncak es Papua akan punah pada tahun 2025-2027.

Gletser yang berada di Taman Nasional Lorentz di provinsi Papua adalah gletser tropis terakhir di Asia. Beberapa orang menyebutkan 'Gletser Keabadian' yang meski tentu tidak akan bisa bertahan lama.

"Bahkan, sebagian orang Indonesia tidak mengetahui bahwa kita memiliki gletser. Es-nya sudah mencair sejak revolusi industri," kata Donaldi dalam pemberitaan Kompas.com edisi 5 Desember 2021.

Dr Donaldi mengatakan bahwa Puncak Jaya memang tidak ada es dipuncaknya, namun di sekitarnya ada beberapa lapisan es yang dulunya adalah satu gletser besar.

Gletser tropis adalah salah satu indikator perubahan iklim paling sensitif. Kini jumlahnya semakin sedikit yang tersisa di dunia. Selain di Papua, gletser tropis juga ada di Amerika Selatan dan Afrika.

Sedangkan Puncak Jaya Papua adalah gunung tertinggi di Indonesia, puncak tertinggi antara pegunungan Himalaya dan Andes.

Pada ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, penurunan suhu dan hujan berubah menjadi salju, selanjutnya akan membentuk es dan memadat menjadi gletser.

Baca juga: Puncak Jaya Papua, Gletser Terakhir di Asia yang Diprediksi Punah Tahun Depan

Proses mencairnya puncak es Papua

Terkait prediksi puncak es Papua akan punah ini, berdasarkan hasil studi tahun 2020 lalu, dr Donaldi juga menjelaskan bahwa pengaruh suhu yang memanas membuat hujan yang turun di kawasan Puncak Jaya Papua tidak lagi berubah menjadi salju.

Akibatnya, gletser mencair dari atas dan bawah.

"Kami menyebutnya pelelehan basal, mencair dari dasar. Saat daerah yang lebih gelap di sekitar gletser membesar, maka gletser akan menyerap lebih banyak radiasi matahari, sehingga semakin hangat," jelas Dr Donaldi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, tak hanya itu saja, tanah di mana gletser berada tidak datar, sehingga es dapat meluncur ke bawah lebih cepat.

Proses mencairnya es yang cepat tersebut terlihat dari data grafis penyusutan luasan wilayah gletser dari tahun 1850-2018, dari luas 19,3 kilometer persegi hingga 0,5 kilometer persegi.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa Gletser Keabadian di Puncak Jaya akan benar-benar menghilang pada tahun 2026, tetapi diprediksi puncak es Papua ini kemungkinan bisa punah atau menghilang pada tahun 2021 lalu. 

 

Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Sebabkan Mencairnya Salju di Puncak Jaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com