Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia Akhir Februari Ini, Catat Jadwalnya

Kompas.com - 18/02/2022, 18:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Fenomena Hari Tanpa Bayangan akan terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, mulai akhir Februari 2022 ini.

Hari tanpa bayangan adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana manusia dan obyek lain yang berdiri teggak akan kehilangan bayang-bayangnya, manakala Matahari mencapai titik kulminasi atas (istiwa') atau mengalami kondisi transit.

Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri. Orang-orang membahasakannya menjadi bayangan yang hilang atau tanpa bayangan.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo dalam pemberitaan Kompas.com edisi 10 September 2019 mengatakan bahwa fenomena hari tanpa bayangan sebenarnya bukanlah fenomena langka.

Hari tanpa bayangan Matahari ini akan terjadi dua kali setahun untuk kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer, 23,4º Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4º Lintang Selatan).

Sementara, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun, yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hari Tanpa Bayangan, yang Sedang Terjadi di Pulau Jawa

Saat fenomena Hari Tanpa Bayangan ini terjadi, di luar wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di atas kepala kita (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun.

Marufin menjelaskan, sebenarnya setiap hari di antara terbit dan terbenamnya, Matahari menempuh lintasan khayali di langit yang tercermin dari dua parameter, yaitu altitud Matahari dan azimuth Matahari.  

"Kulminasi atas terjadi saat altitud Matahari mencapai maksimum pada hari itu," kata Marufin. 

Situasi tersebut terjadi bersamaan dengan saat azimuth Matahari bernilai 180º atau 0º, fenomena yang disebut sebagai transit Matahari. 

Sehingga pada saat kulminasi atas terjadi, bayang-bayang benda tegak yang dibentuk oleh pancaran sinar matahari akan tepat mengarah ke utara atau ke selatan. 

Hari tanpa bayangan Matahari terjadi manakala altitud Matahari tepat 90º, sehingga Matahari tepat berada di titik zenith (titik tertinggi yang bisa dicapai peredaran benda langit). 

Secara astronomis, hari tanpa bayangan Matahari terjadi manakala nilai deklinasi Matahari, yakni salah satu parameter dalam sistem koordinat langit, tepat sama dan senilai dengan garis lintang sebuah tempat.  

Baca juga: Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa Sepekan ke Depan, Ini Jadwal dan Dampaknya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com