Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Positif Covid-19 Status Warna di PeduliLindungi | Dorce Gamalama Meninggal Dunia | Vaksin Pertama Lebih 6 Bulan Ulang Vaksin dari Awal

Kompas.com - 17/02/2022, 07:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Status warna pada aplikasi PeduliLindungi memiliki warna berbeda. Saat positif Covid-19, maka warna aplikasi juga berubah, ini menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Rabu (16/2/2022).

Adapun ketika seseorang dinyatakan terinfeksi Covid-19, status di aplikasi PeduliLindungi-nya akan berubah warna menjadi hitam, maka orang tersebut tidak dapat bepergian ke tempat umum.

Masih terkait aplikasi PeduliLindungi, status warna kode QR dalam platform tersebut juga memiliki arti.

Dalam aplikasi tersebut, telah ditetapkan beberapa warna dengan artian tertentu, dari hijau, kuning, merah, dan hitam.

Kabar duka datang dari dunia hiburan. Artis senior, Dorce Gamalama meninggal dunia karena Covid-19.

Sebelumnya, Dorce Gamalama juga dikabarkan memiliki riwayat penyakit komorbid yakni diabetes dan alzheimer.

Berita populer Sains lainnya yakni terkait orang yang apabila vaksin pertama sudah lebih dari 6 bulan dan belum mendapatkan vaksin dosis kedua, maka disarankan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 ulang.

Berikut ini beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Rabu (16/2/2022) hingga Kamis (17/2/2022).

Positif Covid-19 status warna PeduliLindungi

Ketika seseorang dinyatakan terinfeksi Covid-19, status warna di aplikasi PeduliLindungi miliknya berubah warna menjadi hitam.

Artinya, orang tersebut tidak dapat bepergian ke tempat umum.

Status warna hitam juga diperuntukkan bagi seseorang yang mempunyai riwayat kontak dengan kasus positif kurang dari 10 hari dan orang yang tiba dari luar negeri.

Lantas, kapan status di PeduliLindungi akan berubah warna?

Untuk seseorang yang terinfeksi Covid-19, status di aplikasi PeduliLindungi akan berubah warna apabila telah negatif dari virus atau melakukan RT-PCR ulang dengan hasil negatif sesuai ketentuan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, status di PeduliLindungi akan berubah menjadi warna hijau apabila pasien positif melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR dengan hasil negatif pada hari kelima atau keenam setelah dinyatakan positif.

"(Status di PeduliLindungi akan berubah warna) kalau di hari kelima atau keenam negatif (dari hasil) periksa PCR. Tapi, untuk isoman 10 hari, hari ke-11 jadi hijau,” ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Selengkapnya, berita populer Sains tentang status warna di aplikasi PeduliLindungi dapat dibaca di sini.

Baca juga: Positif Covid-19, Kapan Status Warna di PeduliLindungi Berubah Hijau?

Arti status warna kode QR PeduliLindungi

Pemerintah telah menerapkan sistem skrining yang digunakan di tempat-tempat publik atau moda transportasi menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dengan skrining Kode QR yang ada dalam aplikasi tersebut.

Dalam aplikasi tersebut, telah ditetapkan beberapa warna dengan artian tertentu, dari hijau, kuning, merah, dan hitam.

Bagaimana penjelasan dari arti status warna Kode QR PeduliLindungi?

Dilansir dari informasi resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diperbarui pada 14 Februari 2022, status warna kode QR PeduliLindungi akan muncul saat melakukan check-in ke tempat umum.

Status pada aplikasi Pedulilindungi berwarna hijau menandakan seseorang dapat bepergian ke tempat umum, sebab telah divaksinasi lengkap, dua dosis, bukan pasien Covid-19 atau kontak erat, hasil tes Covid-19 negatif.

Sedangkan status aplikasi kuning, orang tersebut masih dapat bepergian ke tempat umum. Status ini menandakan baru divaksinasi satu dosis, bukan pasien Covid-19 dan kontak erat, atau belum vaksinasi tetapi sembuh dari Covid-19.

Selain warna-warna tersebut, juga status warna PeduliLindungi dapat berubah menjadi merah dan hitam.

Lebih lengkap terkait berita populer Sains, arti status warna aplikasi PeduliLindungi, dapat disimak di sini.

Baca juga: Terbaru, Ini Arti Status Warna Kode QR PeduliLindungi

Dorce Gamalama meninggal, bahaya Covid-19 pada komorbid

Dorce Gamalama menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (16/2/2022). Artis senior ini meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Simprug, dikarenakan penyakit Covid-19.

Sebelumnya, selama beberapa bulan ini Dorce tengah berjuang dari penyakit diabetes yang dideritanya. Dorce juga didiagnosis mengalami alzheimer, yang menyebabkan ingatannya terganggu.

Juru Bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang dapat memperparah kondisi seseorang apabila terpapar Covid-19, salah satunya riwayat komorbid.

Pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid berpeluang mengalami perburukan kondisi apabila positif terpapar virus.

Diketahui bahwa Dorce Gamalama meninggal dunia karena Covid-19, serta memiliki riwayat penyakit komorbid.

Selengkapnya terkait informasi meninggalnya Dorce Gamalama akibat Covid-19, serta bahaya penyakit ini terhadap komorbid, dapat dibaca di sini.

Baca juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Ini Bahaya Covid-19 Bagi Penderita Komorbid

Vaksin pertama lebih 6 bulan, disarankan vaksin ulang

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan alasan mengapa orang yang sudah divaksin Covid-19 lewat 6 bulan untuk vaksin dosis 2 dari dosis 1, harus mulai vaksinasi primer dari awal lagi.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.02.06/II/921/2022 tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19 bagi Sasaran yang Drop Out.

Kemenkes meminta sasaran yang mengalami drop out atau belum mendapatkan vaksin dosis kedua dalam waktu lebih dari enam bulan, untuk melakukan vaksinasi primer ulang.

Adapun pelaksanaan vaksinasi ulang tersebut dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula.

Selanjutnya, bagi sasaran yang mengalami drop out dalam rentang waktu kurang dari enam bulan dapat diberikan vaksin dosis kedua dengan platform yang berbeda sesuai ketersediaan di masing-masing daerah.

Nadia menegaskan, alasan utama dalam pengambilan keputusan ini adalah faktor efikasi vaksin Covid-19 itu sendiri.

"Ini kan ada studi yang mengatakan setelah 6 bulan terjadi penurunan efikasi vaksin, apalagi kalau hanya dosis 1 kan masih 50 persen efikasinya," kata Nadia kepada Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Berita populer Sains ini, secara lengkap dapat dibaca di sini.

Baca juga: Vaksin Pertama Lebih dari 6 Bulan dan Belum Vaksin Dosis 2, Kemenkes: Ulang Vaksin dari Awal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com