Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Pertama Lebih dari 6 Bulan dan Belum Vaksin Dosis 2, Kemenkes: Ulang Vaksin dari Awal

Kompas.com - 16/02/2022, 09:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Untuk diketahui, efektivitas ataupun efikasi vaksin Covid-19 berbagai platform memiliki presentasi yang berbeda-beda.

Melansir WebMD, Jumat (5/11/2021), penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Public Health Institute di Oakland, peneliti dari Veterans Affairs Medical Center di San Francisco, serta tim peneliti di University of Texas Health Science Center, menemukan efektivitas vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson disebut turun drastis ketika varian Delta melanda Amerika Serikat.

Peneliti mencatat, dua dosis vaksin Moderna menurun tingat efektivitasnya. Dari yang sebelumnya 89 persen efektif pada bulan Maret, menjadi 58 persen efektif pada bulan September.

Sementara itu, vaksin Pfizer-BioNTech berubah dari 87 persen efektif menjadi 45 persen efektif selama periode waktu yang sama.

Baca juga: Studi CDC Ungkap Efektivitas Vaksin Booster Turun Setelah Empat Bulan

Begitu pula pada vaksin Johnson & Johnson yang menunjukkan penurunan terbesar, yakni dari efektivitas sebesar 86 persen menjadi 13 persen selama rentang waktu 6 bulan tersebut.

Sementara itu, vaksin Sinovac tercatat memiliki nilai atau kadar antibodi 28 hari setelah vaksin kedua adalah sebesar 39,6 sampai 49,1.

Angka tersebut sangat baik mengingat batas antibodi dinyatakan positif adalah 8. Namun, setelah 6 bulan pemberian dosis kedua, ternyata antibodi turun hingga di bawah batas antibodi positif. Kadarnya hanya 4,1 sampai 6,7 saja.

Dengan banyaknya studi atau penelitian yang menemukan efikasi dari vaksin Covid-19 menurun setelah injeksi 6 bulan, Nadia menegaskan bahwa masyarakat seharusnya tidak menunda-nunda jika memang sudah jadwalnya vaksinasi baik dosis 1, dosis 2 maupun booster.

Ketika ditanya, apakah tidak masalah jika seseorang mengulang lagi vaksin Covid-19 primer dari awal, sehingga jika diakumulasi artinya vaksinadi orang tersebut akan mendapatkan 4 kali suntikan vaksin, termasuk booster.

Nadia dengan tegas mengatakan, bahwa tidak akan terjadi apa-apa atau tidak masalah dengan akumulasi 4 kali suntikan vaksin Covid-19 tersebut.

"Iya enggak papa," kata dia.

"Tapi booster kan masih 6 bulan lagi (setelah vaksin primer dosis lengkap atau dosis kedua)," tambahnya.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Hasil Riset Vaksin Booster Sinovac dan Moderna, Seperti Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com