Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Atiqah Hasiholan dengan 3 Hasil Swab PCR Berbeda, Mana yang Benar?

Kompas.com - 09/02/2022, 16:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com-  Atiqah Hasiholan mengungkapkan, bahwa dirinya mendapatkan hasil tes swab yang tidak sama dari 3 tempat berbeda, padahal ia melakukan ketiga tes itu di hari yang sama.

Hal ini diungkapkan oleh Atiqah melalui unggahan di Insta Story di akun pribadi miliknya.

Atiqah Hasiholan bercerita, ia melakukan tiga kali tes swab dalam waktu sehari, tetapi ketiga hasilnya itu tidak sama persis.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Swab PCR dan Swab Antigen? Ini Kata Dokter

"Dalam 1 hari: PCR pertama – positif, Swab antigen – negatif, PCR kedua - negatif," tulis Atiqah Hasiholan dikutip dari akun @atiqahhasiholan, Senin (7/2/2022). 

Tiga hari sebelumnya, istri dari Rio Dewanto ini menjalani tes swab antigen dan hasilnya selalu negatif.

Note: dari tiga hari sebelumnya setiap hari, 1x sehari swab antigen – negatif,” lanjut Atiqah. 

Atiqah Hasiholan mengaku tidak merasakan gejala Covid-19 sama sekali.

Atiqah menjalani tes PCR karena tengah menyelesaikan sebuah projek. 

"Btw yes enggak ada gejala... Cuma karena lagi intense ada kerjaan dan salah satu teman ada yang positif , jadi untuk saling ngejaga intens ngecek," tulis Atiqah Hasiholan.

Sementara, anggota keluarganya yang lain juga dilakukan tes PCR dan mendapatkan hasil negatif.

Hasil swab PCR positif jadi acuan

Dengan kejadian seperti yang dialami Atiqah Hasiholan ini, apa yang harus dilakukan dan hasil mana yang bisa dipercaya?

Menanggapi hal ini, ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menegaskan, dari hasil yang berbeda-beda tersebut, sebaiknya hasil positif yang harus diambil dan dipercaya.

"Kalau beda hasil (tes PCR-nya), ambil yang positif," kata Ahmad kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Hal ini dikarenakan, mengambil hasil yang positif daripada hasil negatif pada tes PCR yang dilakukan menjadi penting untuk bisa mengantisipasi risiko penularan pada anggota keluarga lainnya, terutama mereka yang tergolong kelompok rentan.

Orang-orang kelompok rentan dalam hal ini adalah mereka yang lansia, balita, dan orang-orang yang memiliki penyakit komorbid atau penyakit autoimun tidak terkontrol.

Baca juga: Selesai Isolasi Mandiri, Apakah Perlu Tes Swab PCR Lagi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com