Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kondisi Laura Anna Sebelum Meninggal, Apa Itu Spinal Cord Injury?

Kompas.com - 16/12/2021, 17:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Namun, data nasional dan regional di dunia berkisar antar 300 – 1300 orang yang mengalami cedera saraf tulang belakang diantara 1 juta penduduk. 

Jika mengacu pada angka ini, kata Wawan, walau data di Indonesia belum ada, diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang menderita cedera saraf tulang belakang di Indonesia.

Jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik saraf ke dan dari seluruh tubuh dan mengatur semua aktivitas tubuh. 

Baca juga: Laura Anna Meninggal Dunia, Begini Kondisi Kesehatannya Setelah Alami Kecelakaan

Selain otak, sumsum tulang belakang sebagai bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf dan disebut sistem saraf pusat (SSP). 

Dari dua sistem utama yang beroperasi, fungsi sistem saraf tulang belakang yakni sebagai berikut.

Pertama, mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan otot gerak (jalur motorik) dan jalur otonom yang bertugas mengendalikan jantung, usus, dan organ lainnya.

Kedua, mengirimkan informasi dari luar melalui kulit, otot, dan organ lainnya ke otak yang disebut dengan jalur sensorik.

Dengan melihat pentingnya fungsi sistem saraf tulang belakang, jika terjadi benturan keras, kecelakaan dan lain sebagainya yang membuat trauma pada sumsum tulang belakang, maka ini akan berikut mengakibatkan kerusakan pada anggota tubuh lainnya.

Kerusakan akibat cedera saraf tulang belakang

Setiap penyakit tentunya akan membuat suatu kerusakan pada bagian tubuh tertentu, bahkan bisa juga merusak anggota tubuh yang lain dan berakibat fatal pada kematian.

Dalam perkara cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury ini, Wawan yang juga Konsultan Bedah Saraf Tulang Belakang RSU Bunda Jakarta ini juga menjelaskan ada 2 kerusakan akiba cedera saraf tulang belakang.

1. Kerusakan primer

Kerusakan primer cedera pada saraf tulang belakang adalah kerusakan langsung yang diakibatkan oleh benturan atau penekanan yang dialami pasien tersebut.

Cedera pada saraf  tulang belakang biasanya terjadi akibat trauma pada tulang belakang mulai dari leher atau servikal sampai tulang belakang sakral. 

Tulang yang retak atau patah akan  menekan sumsum tulang belakang atau bahkan merobeknya. 

Cedera saraf tulang belakang dapat saja terjadi tanpa patah tulang belakang yang jelas, namun sebaliknya seseorang bisa saja mengalami patah tulang belakang tanpa terjadi cedera tulang belakang. 

Namun, pada sebagian besar cedera saraf tulang belakang, sumsum tulang belakang tertekan atau robek. 

"Sedangkan, berat ringannya kerusakan saraf tergantung pada kekuatan penekanan saraf oleh tulang belakangnya, keras ringannya energi yang menghantam, dan lamanya penekanan atau lamanya pertolongan," jelasnya.

2. Kerusakan sekunder

Berikutnya, kerusakan yang bisa diakibatkan dari cedera saraf tulang belakang adalah kerusakan sekunder atau kerusakan tambahan (kerusakan ikutan).

Dijelaskan Wawan, kerusakan sekunder dapat terjadi akibat terus berlangsungnya kerusakan primer karena kurang cepatnya pertolongan atau tidak tepatnya pertolongan.

Sehingga kerusakan yang seharusnya lebih ringan, menjadi lebih berat atau menjadi permanen dibandingkan kerusakan langsung di awal cedera atau benturan.  

"Karena begitu banyak kerusakan yang muncul setelah cedera awal, maka menjadi penting proses-proses kecepatan dan ketepatan penanganan untuk mempertahankan sebanyak mungkin fungsi saraf sensorik, motorik, dan otonom," ujarnya.

Dalam beberapa menit setelah kecelakaaan atau cedera, jika tidak segera ditangani, menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen yang tidak cukup ke sel saraf, dan sel saraf akhirnya mati permanen. 

Ketika sel saraf di sumsum tulang belakang, akson, atau astrosit cedera, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan akan bisa merusak dirinya sendiri (self-destruction) akibat memproduksi bahan kimia beracun yang disebut zat radikal bebas. 

Baca juga: Laura Anna Keluhkan Asam Lambung Sebelum Meninggal, Bisakah GERD Sebabkan Kematian?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com