Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Retakan Tanah Pasca-gempa NTT

Kompas.com - 16/12/2021, 10:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi retakan tanah pasca gempa berkekuatan M 7,4 yang mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kejadian gempa bumi (NTT) ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuifaksi. Oleh karena itu, agar penduduk mewaspadai dampak bahaya ikutan tersebut," ungkap Andiani saat konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube resmi Badan Geologi, Rabu (15/12/2021).

Andiani menjelaskan bahwa lokasi gempa NTT terletak di laut Flores yang berdekatan dengan pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Menurut dia, Kapubaten Kepulauan Selayar merupakan dataran yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Baca juga: BMKG: Meski Peringatan Dini Tsunami Gempa NTT Berakhir, Waspadai Gempa Susulan

Pulau tersebut tersusun atas batuan berupa batuan sedimen, endapan batuan sungai atau pantai, maupun batu koral yang sebagian sudah mengalami pelapukan.

"Batuan yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas, lunak, unconsolidated dan memperkuat efek guncangan sehingga rawan guncangan gempa bumi," ujar Andiani.

Selain itu, pada morfologi pulau dengan batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat maupun curah hujan tinggi.

Sebelumnya, BMKG menyampaikan bahwa gempa NTT diakibatkan aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme sesar mendatar berarah barat laut hingga timur tenggara. Sesar mendatar ini belum terdeteksi sebagai sumber gempa bumi.

"Berdasarkan data Bada Geologi sebelumnya, struktur utama pulau Flores adalah sesar naik busur belakang Flores yang berarah relatif barat timur. Sesar naik ini pernah memicu terjadinya gempa bumi dengan M 6,8 yang memicu tsunami tahun 1992," lanjutnya.

Dampak terjadinya gempa bumi tersebut mengakibatkan adanya kerusakan bangunan di kepulauan Selayar.

Rekomendasi PVMBG

PVMBG merekomendasikan agar masyarakat mengikuti hal-hal berikut:

1. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang mengikuti arah serta informasi dari petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

Jangan terpancing oleh isu yang kebenarannya belum dapat dipastikan mengenai gempa bumi dan tsunami.

2. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai retakan tanah pada bagian atas bukit berbentuk melingkar ke arah lembah.

Jika menemukan retakan tersebut, masyarakat diminta untuk waspada karena dapat memicu gerakan tanah yang timbul karena curah hujan tinggi dan gempa bumi kuat.

Kemudian, Kepala PVMBG itu menuturkan, bahwa saat ini tim tanggap darurat bencana gempa bumi dan tsunami PVMBG telah disiapkan menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengamatan lapangan, melakukan kajian, serta analisis terkait kejadian gempa di laut Flores.

"Kami melakukan kerja sama dengan pengendalian pengurus daerah ahli geologi Indonesia, dan juga Universitas Hasanudin dan melakukan pemetaan secara cepat pasca gempa bumi Flores," pungkas Andiani.

Baca juga: Mengapa Gempa NTT Terasa hingga Makassar? Ini Penjelasan Pakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com