Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kesha Ratuliu Dirawat di NICU, Ini Alasan Bayi Perlu Perawatan Intensif

Kompas.com - 13/12/2021, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Dengan meninggalkan rahim, yang telah menjadi tempat bernaung bayi selama kurang lebih 9 bulan, maka saat dilahirkan bayi tidak lagi dapat bergantung pada suplai darah ibu dan plasenta untuk menjalankan fungsi tubuhnya.

Pada saat bayi meninggalkan rahim, maka sistem tubuhnya harus berubah, misalnya sebagai berikut.

  • Paru-paru harus menghirup udara.
  • Sirkulasi jantung dan paru berubah
  • Sistem pencernaan harus mulai memproses makanan dan mengeluarkan limbah.
  • Ginjal harus mulai bekerja menyeimbangkan cairan dan bahan kimia dalam tubuh.
  • Organ hati dan sistem kekebalan tubuh juga harus mulai bekerja sendiri.

Alasan bayi baru lahir di NICU

Seluruh sistem dalam tubuh bayi harus segera beradaptasi seusai meninggalkan rahim ibunya. Namun, dalam beberapa kasus, tak jarang ada bayi yang mengalami kesulitan melakukan transisi di luar rahim.

Baca juga: Pentingnya Cadangan Ovarium, Faktor Keberhasilan Program Bayi Tabung

 

Ada beberapa alasan bayi dirawat di NICU, yakni antara lain jika mengalami kondisi sebagai berikut.

1. Bayi lahir prematur. Banyak bayi yang dilarikan ke NICU terlahir prematur atau lahir sebelum 37 minggu kehamilan.

2. Berat badan kurang dari normal, yakni kurang dari 2,5 kg.

3. Memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan khusus.

4. Bayi kembar, lebih dari tiga atau kelipatannya biasanya harus segera mendapat perawatan di NICU.

5. Bayi yang lahir dengan kondisi gangguan pernapasan, masalah jantung, atau cacat lahir.

Dalam kasus kelahiran anak pertama Kesha Ratuliu, bayinya saat lahir mengalami kesulitan bernapas, sehingga perlu mendapat bantuan pernapasan di ruangan perawatan intensif bayi, NICU.

Baca juga: Mengenal Proses Bayi Tabung dan Persiapannya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com