Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian Meningkat

Kompas.com - 10/12/2021, 18:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

“Merokok tentunya menjadi faktor risiko terbesar timbulnya kanker paru, yang bertanggung jawab atas lebih dari 80 persen kasus kanker paru di dunia," kata Dr Chin dalam diskusi daring bertajuk Perawatan Kanker Paru Holistik di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapore dan CanHope, Rabu (8/12/2021).

Para ahli yakin bahwa kandungan berbahaya pada rokok dapat merusak sel paru-paru dan seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker.

Tidak hanya perokok aktif saja yang berisiko tinggi menderita penyakit kanker paru ini, tetapi juga orang-orang yang tidak merokok dan menjadi perokok pasif atau tersier.

"Ini sangat memprihatinkan mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia dan banyak pula orang yang terpapar asap rokok setiap harinya," jelasnya.

Tidak hanya itu, kondisi kematian akibat kanker paru saat ini juga diperparah dengan adanya penyakit baru Covid-19 yang telah resmi menjadi pandemi di hampir seluruh negara di dunia.

Covid-19 diketahui juga dapat meningaktkan risiko bagi pasien kanker paru karena virus tersebut berdampak pada organ pernapasan, sehingga dapat memperburuk kondisi pasien.

Perkembangan sel kanker pun dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang melawan infeksi virus. 

Baca juga: Pengobatan Kanker Paru Non Small Cell Lung Cancer

Selain itu, perawatan kanker yang tertunda atau terhenti selama masa pandemi juga dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi bagi pasien.

Sehingga, secara langsung kanker tentunya dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental pasien. Ditambah lagi dengan tantangan secara sosial dan finansial yang harus mereka hadapi, yang juga bisa berdampak pada keluarga dan orang-orang terdekat.

Oleh karena itu, dalam menangani persoalan kanker paru ini, Dr Chin menyampaikan bahwa penting sekali adanya sebuah pendekatan multidisiplin yang holistik.

“Merawat pasien kanker juga berarti memahami segala kesulitan yang tengah mereka alami. Sehingga, seorang onkologi tidak dapat bekerja sendiri," kata dia.

"Oleh karena itu, kami selalu dibantu oleh tim multidisiplin PCC yang terdiri dari para ahli dan profesional di bidangnya masing-masing, agar dapat memastikan perawatan yang lebih holistik bagi para pasien kami,” tambahnya.

Selain terapi target, PCC pun menghadirkan metode perawatan lainnya kepada pasien kanker paru, seperti imunoterapi. Imunoterapi dikatakan mampu meningkatkan kesempatan hidup pasien kanker melalui manajemen perawatan jangka panjang.

Baca juga: 3 Alasan Pasien Kanker Paru Tak Boleh Menunda Pengobatan di Masa Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com