Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Indonesia Rendah Tetap Harus Waspada, Ini Penjelasan Epidemiolog

Kompas.com - 15/11/2021, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia dilaporkan menurun atau berada pada level rendah. Namun, epidemiolog ingatkan bahwa kondisi ini harus diwaspadai.

Bulan lalu, dilaporkan kasus Covid-19 di Indonesia turun drastis. Kasus-kasus baru di sejumlah daerah juga dilaporkan mulai menurun.

"Ini (kondisi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia) yang selalu harus diwaspadai dan dicermati. Bahwa kasus-kasus yang melandai, yang menurun ini tidak selalu merefleksikan situasi yang sudah ada," kata pakar epidemilogi Griffith University, Dicky Budiman kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu mengeluarkan pernyataan yang menyoroti tren peningkatan mobilitas masyarakat yang tampak di seluruh provinsi di Jawa dan Bali. Khususnya, peningkatan mobilitas masyarakat di stasiun transit, ritel dan tempat rekreasi.

Peningkatan yang mencolok terlihat dalam mobilitas masyarakat di ritel atau pusat perbelanjaan, dan tempat rekreasi yang diamati di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten.

Seperti diketahui, bahwa pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3-4 untuk wilayah Jawa-Bali berakhir mulai hari ini, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Kapan Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi? Ini Kata IDI

Seperti diberitakan Kompas.com, PPKM Level 3-4 Jawa-Bali ini diperpanjang selama 14 hari, yakni dari 2-15 November 2021 untuk mengendalikan penularan virus corona penyebab Covid-19 di Indonesia, terutama di wilayah Jawa dan Bali.

Namun, hingga saat ini pemerintah belum mengumumkan secara resmi apakah PPKM level 3-4 Jawa-Bali ini akan diperpanjang kembali atau tidak.

Dicky mengungkapkan evaluasi terakhir WHO juga mengungkapkan bahwa Indonesia masih dalam kelompok level transmisi penularan komunitas.

"Artinya, kasusnya banyak terjadi di masyarakat yang sebagian besar belum terdeteksi," ungkap Dicky.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa apabila ada kasus Covid-19 yang meningkat, maka itu seperti fenomena gunung es.

Bahkan, lanjut Dicky, apabila kasus Covid-19 yang dilaporkan nol, maka itu adalah kondisi yang harus diwaspadai.

"Kecuali kasus Covid nol, namun vaksinasi di tempat itu sudah 85 persen ke atas, mungkin (kondisi) ini bisa dipahami (penurunan kasus Covid-19 di Indonesia)," jelas Dicky.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Turun, Kenapa Testing juga Turun? Ini Kata Ahli

Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Kombinasi penyebab ledakan kasus Covid-19

Dicky mengingatkan potensi ledakan kasus Covid-19 masih dapat berpotensi terjadi. Dia menerangkan ada beberapa kombinasi faktor yang dapat menyebabkan kondisi itu terjadi.

"Ingat ada kombinasi maut yang selalu berkontribusi dalam perburukan atau terjadinya gelombang buruk suatu negara atau wilayah," kata Dicky.

Di antaranya belum memadai cakupan vaksinasi lengkap yang misalnya belum di atas 80 persen. Selain itu, pengabaian, pelonggaran yang terlalu cepat, yang tidak terukur dan tidak terkendali.

"Ditambah lagi, masih beredarnya varian delta, belum lagi ancaman varian (virus corona) lain. Ini adalah kombinasi yang akhirnya berpotensi memperburuk situasi pandemi," jelas Dicky.

Potensi ledakan atau gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, kata Dicky, bisa saja terjadi di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa prediksi ini harus menjadi landasan untuk menyusun strategi mitigasi dari kemungkinan ancaman gelombang Covid-19 berikutnya.

"Dengan cara menyiapkan skenario terburuk. Prediksi potensi gelombang berikutnya tidak ada yang bisa memprediksinya dengan tepat. Namun, adalah kewajiban kita untuk melihat data secara komperhensif dari belahan dunia yang lain," papar Dicky.

Baca juga: LIPI: Kemungkinan Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia karena Varian Delta

Sebab, menurutnya, hal itu tidak dapat dipisahkan dengan kondisi di Indonesia.

Kondisi kasus Covid-19 di Eropa

Dicky menggambarkan bahwa setiap kali kasus Covid-19 di Eropa bergejolak, maka Indonesia juga akan mengalami, terutama jika gelombang Covid-19 tersebut cukup besar.

Umumnya, dari setiap gelombang Covid-19 yang terjadi, pengaruhnya pada Indonesia relatif terjadi belakangan.

"Kalau dibandingkan Eropa, biasanya selisih 3-4 bulan sejak terjadinya gelombang Covid-19 di Eropa," jelas Dicky.

Sementara itu, Dicky menambahkan bahwa saat ini kondisi Covid-19 di Eropa, sebagian negara di benua ini mulai mengalami kenaikan kasus.

Kendati sebagian besar negara di Eropa telah memiliki cakupan vaksinasi Covid-19 lebih dari 60 persen, tetapi beberapa negara telah melaporkan kenaikan kasus, bahkan telah bersiap untuk memberlakukan lockdown (penguncian).

Kondisi di Asia, China pun telah mulai melakukan lockdown kembali untuk mengurangi potensi penularan Covid-19.

Baca juga: Kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia Mengkhawatirkan, Ini 5 Rekomendasi Organisasi Profesi Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com