Cara kedua yang digunakan manusia purba untuk menyimpan makanan adalah dengan mengubur makanan, agar tetap segar.
Penguburan makanan melindungi dari sinar matahari, panas, dan oksigen yang meningkatkan proses pembusukan makanan.
Biasanya, mereka akan menaruh makanan di rawa. Rawa adalah lahan basah air tawar dari tanah lunak dan kenyal yang sebagian besar terdiri dari bahan tanaman yang membusuk atau gambut.
Meski rawa merupakan lahan yang basah, tempat ini memiliki suhu yang sesuai, rendah oksigen, dan sangat asam sehingga cocok untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak.
Di Eropa Utara, peradaban kuno akan memasukkan makanan termasuk mentega ke dalam rawa untuk mengawetkannya.
Baca juga: Makanan Manusia Purba Terungkap di Situs Purba Maros
Para arkeolog telah meneliti gumpalan zat lilin seperti parafin dari kotoran yang tergenang air. Kemudian, melakukan analisis kimia pada zat lilin dan mengidentifikasinya sebagai produk susu bernama 'bog butter'.
"Dalam dua atau tiga tahun, lemak dalam mentega segar terdegradasi menjadi komponen penyusunnya," kata Jessica Smyth, asisten profesor di University College Dublin School of Archaeology.
Rawa adalah tempat terbaik bagi pertanian zaman dahulu untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak, seperti produk susu untuk waktu yang lebih lama.
Mentega yang telah dikurasi masih dapat dimakan, tetapi mungkin memiliki rasa tajam dari gambut.
"Lahan gambut memberikan pengetahuan tentang praktik pertanian prasejarah yang telah lenyap dari dunia," pungkas Smyth.
Baca juga: Ilmuwan Pura-pura Jadi Manusia Purba demi Tahu Cara Berburunya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.