Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Purba Berkali-kali Migrasi ke Jazirah Arab karena Perubahan Iklim

Kompas.com - 03/09/2021, 17:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Nature mengungkapkan bahwa selama 400.000 tahun terakhir, manusia purba telah bermigrasi keluar dari Afrika dan menuju ke Jazirah Arab dalam setidaknya lima fase.

Migrasi ini disebabkan oleh fenomena perubahan iklim yang sama, yakni meningkatnya curah hujan di wilayah Jazirah Arab yang menghubungkan Afrika dan Eurasia.

Tim peneliti menemukan hal ini ketika mereka mencoba mempelajari bagaimana perubahan iklim memengaruhi manusia purba.

Mereka melakukan penggalian di situs yang dulunya danau, di Gurun Nefud, bagian utara Arab Saudi.

Baca juga: Ukiran Batu Ungkap Masa Lalu Jazirah Arab yang bak Taman Eden

Di situs tersebut mereka menemukan berbagai alat-alat dari batu dan fosil hewan yang dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni kelompok teknologi Acheulean yang lebih tua seperti kapak tangan sederhana dan teknologi Paleolitikum tengah seperti kapak dan parang yang lebih maju.

Lantas, ketika dilakukan penanggalan menggunakan cahaya yang disebut metode Luminescence Dating, terungkap adanya pola migrasi manusia yang berlangsung selama ratusan ribu tahun.

Ilustrasi Jazirah ArabShutterstock Ilustrasi Jazirah Arab

Namun, tim peneliti juga mendapati bahwa migrasi ditemukan secara khusus meningkat pada sekitar 400.000, 300.000, 200.000, 130.000-75.000 dan 55.000 tahun yang lalu.

Kelima fase ini merupakan masa ketika wilayah Jazirah Arab yang biasanya gersang berubah menjadi padang rumput berkat curah hujan yang lebih banyak.

Baca juga: Studi Sebut Reruntuhan Misterius di Arab Saudi Jadi Struktur Batu Tertua di Dunia

Arkeolog Michael Petraglia dari Max Planck Institute for the Science of Human History yang merupakan anggota tim peneliti mengatakan bahwa temuan ini sangat luar biasa.

"Setiap kali (Jazirah Arab) basah, manusia menuju ke sana," ujarnya seperti dilansir dari Science Alert, Kamis (2/9/2021).

Dalam laporannya, tim peneliti menulis, catatan yang ada menekankan mengenai denyutan penyebaran terestrial jarak jauh, diikuti dengan variasi lokal dan akhirnya kontraksi populasi.

Temuan ini juga menjadi bukti bahwa Jazirah Arab pernah dikolonisasi oleh beragam kelompok homonin, yang mungkin berbeda-beda spesies, dan pengaruh perubahan iklim terhadap migrasi mereka.

Arkeolog Huw Groucutt dari Max Planck Institute for the Science of Human History, Jerman, juga mengatakan, Jazirah Arab telah lama dianggap sebagai tempat kosong selama sejarah.

"Hasil kerja kami menunjukkan bahwa kita hanya tahu sangat sedikit mengenai evolusi manusia di wilayah-wilayah luas dunia dan menyoroti fakta bahwa masih ada banyak kejutan di luar sana," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com