Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2021, 21:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker payudara triple negatif (TNBC), yang rentan menyerang usia muda, dikenal lebih agresif daripada jenis kanker payudara subtipe lainnya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Hematologi dan Onkologi Medik), Prof DR dr Ami Ashariati SpPD-KHOM dalam diskusi daring bertajuk 'Mengenal dan Mewaspadai Kanker Payudara Triple Negatif', Kamis (21/10/2021).

TNBC adalah subtipe kanker payudara yang tidak mengekspresikan gen untuk reseptor estrogen (ER), reseptor progesteron (PR), dan ekspresi berlebih HER-2, yang secara klinis lebih agresif dan tidak responsif terhadap terapi standar, sehingga dapat memperburuk prognosis.

Baca juga: Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara, Apa Bedanya?

Ami menjelaskan, TNBC ini dikatakan lebih agresif dan berbahaya dibandingkan subtipe kanker payudara lainnya, karena memiliki kecenderungan sudah menyebar saat ditemukan.

Selain itu, kemungkinan TNBC muncul kembali setelah perawatan lebih tinggi dibandingkan jenis kaknker payudara lainnya.

Kanker payudara triple negatif menjadi penyebab sekitar 10-20 persen kasus kanker payudara secara total dan menyerang wanita di bawah usia 40 tahun.

"Biasanya pasien yang ditemukan TNBC ini masih usia produktif (di bawah 40 tahun), ada bahkan yang masih usianya 20 tahun," kata Ami.

Menurut sebuah penelitian pada 2014, kejadian TNB menjadi terbesar kedua di Indonesia di antara tipe kanker payudara lainnya dengan presentase 25 persen.

Berdasarkan data SEER dari American Cancer Society yang dikelola oleh The National Cancer Institute (NCI), secara keseluruhan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk kanker payudara triple negative adalah 77 persen.

Tetapi pasien kanker payudara triple negatif stadium lanjut dengan metastasis, memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yang jauh lebih rendah, yaitu 12 persen.

Diduga jenis kanker payudara triple negatif ini muncul pada wanita yang berusia lebih muda, terkait dengan kemungkinan yang lebih tinggi dari ekspresi gen BRCA1.

"Kanker ini sangat agresif, sebab tumbuh begitu cepat dan dapat tumbuh kembali meski setelah diobati," tegasnya.

Baca juga: Mengenal Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, hingga Cara Deteksi Dini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com