KOMPAS.com - Dua dari lima penduduk di Indonesia memiliki berisiko mengalami osteoporosis. Ketahui gejala osteoporosis, faktor risiko hingga dampak osteoporosis bagi kesehatan.
Fraktur atau patah tulang terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.
Dalam virtual media briefing 'Preventing Osteoporosis in Her 30's' yang digelar CDR pada Selasa, (19/10/2021), spesialis gizi klinik Dr dr Luciana B Sutanto, MS, Sp.GK menyebut bahwa 2 dari 5 penduduk di Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Hal ini mengacu pada penelitian tahun 2005 Puslitbang Gizi Kementerian Kesehatan RI yang menemukan angka prevalensi ostopenia atau osteoporosis dini sebesar 41, 7 persen, sedangkan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3 persen.
"(Sebanyak) 41,2 persen dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun menderita osteopenia. Sedangkan prevalensi osteopenia usia di atas 55 tahun pada perempuan lebih besar daripada laki-laki. Peningkatan angka osteoporosis pada perempuan 2 kali lebih besar daripada pria," jelas Luciana.
Baca juga: Apa Itu Osteoporosis, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Ia menerangkan perempuan lebih rentan terkena osteoporosis. Sebab, pada umumnya perempuan rentan mengalami osteoporosis, yang mana pengeroposan tulang terjadi setelah menopause, yaitu ketika kadar estrogen menurun secara signifikan.
Osteoporosis pada tahap awal, kata Luciana, tidak menunjukkan adanya gejala yang spesifik.
Namun, ia membeberkan beberapa gejala osteoporosis tahap lanjut yang mungkin dialami, di antaranya:
Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya dan menjadi rapuh sehingga tekanan ringan seperti jatuh, bersin dan gerakan tiba-tiba dapat menyebabkan patah tulang.
Baca juga: Osteoporosis, Penyakit Tulang yang Bisa Buat Tulang Patah Tiba-Tiba
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.