KOMPAS.com - Siapa yang suka sekali menikmati fenomena hujan meteor atau meteor jatuh? Jika Anda orangnya, maka malam hari ini hingga besok dini hari menjadi waktu yang tepat mengamati hujan meteor Epsilon Geminid.
Epsilon Geminid adalah hujan meteor yang titik radian atau asal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Gemini, dekat bintang Epsilon Geminorium.
Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang berkata, hari ini, 18 Oktober 2021 menjelang 19 Oktober 2021 adalah puncak fenomena hujan meteor Epsilon Geminid.
Baca juga: Jangan Lewatkan Hujan Meteor Draconid Mulai Malam Ini hingga 3 Hari ke Depan
Disampaikan Andi, hujan meteor Epsilon Geminid ini, meskipun memiliki nama yang hampir sama, tetapi sangat berbeda dengan hujan meteor Geminid.
Hujan meteor Gemini terbentuk dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon. Sedangkan, hujan meteor Epsilon Geminid terbentuk dari sisa debu komet C/1964 N1 (Ikeya).
Sebenarnya, hujan meteor Epsilon Geminid ini sudah aktif sejak 14 Oktober 2021 lalu. Tetapi, keberadaannya masih akan berlangsung hingga 27 Oktober mendatang.
Namun, puncaknya akan terjadi mulai tengah malam nanti, 18 Oktober 2021 hingga dini hari besok 19 Oktober 2021, pukul 05.00 WIB, 06.00 Wita, 07.00 WIT.
"Sehingga, hujan meteor ini sudah dapat disaksikan sejak malam sebelumnya (18/10/2021), pukul 23.00 hingga 05.00 waktu setempat dari arah timur-timur laut hingga utara," jelas Andi.
Nah untuk mengamatinya, Anda mengatakan tidak membutuhkan alat bantu optik apapun, karena bisa diamati dengan mata telanjang.
Asalkan, cuaca ketika itu cerah, langit bersih dari awan, bebas polusi cahaya dan penghalang yang membatasi medan pandang Anda.
Adapun, intensitas maksimum saat titik radiannya berada di zenit adala sebesar 3 meteor per jam.
Menurut Andi, mengingat ketinggian titik radian tertingginya di Indonesia berkisar 52 derajat hingga 68 derajat, maka intensitas maksimumnya hanya 2 meteor per jam.
Untuk diketahui, kelajuan hujan meteor kali ini mencapai 252.000 kilometer per jam.
Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Hujan Meteor?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.