Salah satu faktor penting yang membatasi waktu munculnya gigi adalah ruang. Jika rahang tidak cukup besar untuk ukuran gigi dewasa, maka gigi geraham tersebut akan lebih sulit untuk muncul.
Pada dasarnya manusia tidak memiliki banyak ruang mulut, dengan gigi bungsu yang impaksi merupakan masalah besar bagi spesies kita.
Tapi ini tidak menjelaskan mengapa mereka muncul begitu terlambat dalam hidup kita, atau mengapa yang paling belakang tampaknya semakin menyebabkan masalah.
Namun, gigi tidak berderak dengan sendirinya – ada banyak otot dan tulang yang menopangnya, memastikan dengan tekanan yang cukup dapat secara aman merobek dan menggiling makanan.
Dan 'keamanan' itulah yang tampaknya berada di balik keterlambatan pertumbuhan gigi manusia.
"Ternyata rahang manusia tumbuh sangat lambat, kemungkinan karena sejarah hidup kita yang lambat secara keseluruhan dan dengan kombinasi wajah pendek kita," kata Schwartz.
Baca juga: 5 Cara Meredakan Sakit Gigi dengan Cepat
“Penundaan ketika ruang yang aman secara mekanis tersedia, menghasilkan munculnya gigi geraham yang sangat terlambat,” imbuhnya.
Geraham belakang pada primata duduk tepat di depan dua sendi temporomandibular, yang bersama-sama membentuk engsel antara rahang dan tengkorak.
Tidak seperti sendi-sendi lain di tubuh kita, kedua poros tersebut harus bekerja dalam sinkronisasi sempurna satu sama lain.
Kdua poros itu juga perlu mentransfer tingkat kekuatan yang adil ke satu atau lebih titik untuk membuat Anda menggigit dan mengunyah.
Dalam biomekanik, proses tiga titik ini diatur oleh prinsip-prinsip yang disebut model tingkat terbatas.
Letak gigi di tempat yang salah dan kekuatan yang dihasilkan di bawah model ini, bisa berefek buruk bagi rahang yang tidak cukup besar untuk mengatasinya.
Untuk spesies dengan rahang yang lebih panjang, waktu yang dibutuhkan tengkorak untuk mengembangkan struktur yang cocok untuk gigi yang paling dekat dengan otot di dekat engsel relatif singkat.
Manusia, dengan wajah kita yang secara signifikan lebih rata, tidak memiliki keberuntungan seperti itu, perlu menunggu sampai tengkorak kita berkembang ke titik di mana kekuatan yang diberikan pada setiap set geraham dewasa, tidak akan merusak rahang kita yang sedang tumbuh.
Ini tidak hanya memberi kita cara baru untuk mengevaluasi kondisi gigi, seperti geraham yang impaksi, tetapi juga dapat membantu ahli paleontologi untuk lebih memahami evolusi rahang unik kita di antara nenek moyang hominid kita.
"Studi ini memberikan lensa baru yang kuat, di mana hubungan yang telah lama diketahui antara perkembangan gigi, pertumbuhan tengkorak, dan profil maturasi dapat dilihat," kata Glowacka.
Baca juga: 3 Risiko Jika Sisa Akar Gigi Tidak Dicabut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.