Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Orang Tewas di Cipondoh Diduga Hirup Gas Alam Beracun, Apa Itu Gas Alam?

Kompas.com - 10/10/2021, 13:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Lima orang ditemukan tewas di gorong-gorong Jalan Taman Royal, Cipondoh, Kota Tangerang. Pihak kepolisian menyebut bahwa kelima korban meninggal diduga karena menghirup gas alam beracun pada Kamis (7/10/2021).

Apa itu gas alam?

Dilansir dari National Geographic, gas alam adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Bahan bakar fosil lainnya termasuk minyak dan batu bara.

Ada beberapa teori berbeda untuk menjelaskan bagaimana bahan bakar fosil terbentuk.

Teori yang paling umum adalah bahwa mereka terbentuk di bawah tanah, di bawah kondisi yang intens.

Baca juga: Macam-Macam Gas Beracun dalam Udara Tercemar Beserta Sumbernya

Saat tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme membusuk, mereka secara bertahap ditutupi oleh lapisan tanah, sedimen, dan kadang-kadang batu.

Selama jutaan tahun, bahan organik dikompresi.

Saat bahan organik bergerak lebih dalam ke kerak bumi, itu akan terpapar suhu yang lebih tinggi.

Kombinasi kompresi dan suhu tinggi menyebabkan ikatan karbon dalam bahan organik rusak.

Penguraian molekuler ini menghasilkan metana termogenik—gas alam.

Metana, mungkin adalah senyawa organik paling melimpah di Bumi, terbuat dari karbon dan hidrogen (CH4).

Deposit gas alam sering ditemukan di dekat deposit minyak.

Deposit gas alam yang dekat dengan permukaan bumi biasanya dikerdilkan oleh deposit minyak di dekatnya.

Endapan yang lebih dalam—terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dan di bawah tekanan yang lebih besar—memiliki lebih banyak gas alam daripada minyak.

Deposit terdalam dapat terdiri dari gas alam murni.

Namun, gas alam tidak harus terbentuk jauh di bawah tanah. Itu juga dapat dibentuk oleh mikroorganisme kecil yang disebut metanogen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com