Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Autoimun Banyak Dialami Perempuan Usia Produktif, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kompas.com - 09/10/2021, 10:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Perempuan usia produktif adalah populasi kunci yang banyak mengalami kondisi autoimunitas atau penyakit autoimun. Bahkan setiap tahunnya, risiko penyakit ini terus meningkat,baik di Indonesia, maupun seluruh dunia.

Apa itu penyakit autoimun?

Menurut Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh atau imunitas secara keliru menyerang tubuh sendiri, karena tidak dapat membedakan sel asing dan sel tubuh sendiri.

"Sistem imun kita biasanya tugas utamanya adalah mempertahankan tubuh terhadap serangan dari luar, baik oleh virus, bakteri, jamur atau racun, justru berbalik menyerang jaringan yang sehat," kata dr Stevent dalam webinar DBS eTalk Series bertajuk Autoimmune Won’t Keep You Apart: Living Well with Loved Ones, Kamis (7/10/2021).

Risiko penyakit autoimun ini, kata dr Stevent, terus meningkat setiap tahunnya. Ada banyak orang yang mengalami kondisi autoimunitas, namun masih banyak yang belum terdeteksi.

"Pada orang dengan kondisi autoimunitas ini, mereka butuh penanganan yang cepat dan tepat, yang merupakan kunci utama untuk mencegah kerusakan organ, supaya harapan hidup dan kualitas hidup penyintas autoimun ini tetap baik," ungkap dr Stevent.

Baca juga: Risiko Penyakit Autoimun Terus Meningkat di Dunia, Apa Penyebabnya?

Dr Stevent mengungkapkan bahwa kebanyakan penyakit autoimun dialami perempuan usia produktif yang merupakan populasi kunci.

"Oleh sebab itu, wanita di usia-usia produktif ini harus dilindungi sedari awal. Karena tentunya kita ingin perempuan maupun laki-laki usia produktif dapat tetap memiliki kondisi kesehatan yang prima dan kualitas hidup yang baik," paparnya.

Dalam paparannya, dr Stevent mengatakan bahwa penyakit autoimun pada perempuan, termasuk 10 besar penyakit mematikan bagi perempuan di bawah usia 65 tahun.

Sebab, ternyata penderita penyakit autoimun, sebanyak 75 persen adalah perempuan.

Seiring dengan semakin majunya teknologi kedokteran, sedikitnya ada 150 macam penyakit autoimun yang terdeteksi atau telah dikenali saat ini. Bahkan, ternyata penyakit autoimun ini dapat menyerang dari ujung kepala hingga ujung kaki, kata dr Stevent.

"Jumlahnya juga semakin lama semakin bertambah yang berhasil dikenali," imbuhnya.

Beberapa macam penyakit autoimun itu, yakni seperti Multiple Sclerosis yang menyerang otak, Rheumatoid Arthritis yang menyerang tulang dan otot, atau penyakit autoimun yang terkenal yakni Lupus yang menyerang darah.

Baca juga: Orang dengan Autoimun Boleh Divaksin Covid-19, asalkan Punya Ini

Ilustrasi penyakit autoimun radang ususSHUTTERSTOCK/Emily frost Ilustrasi penyakit autoimun radang usus

Penyebab dan Gejala Penyakit Autoimun

Terkait penyebab penyakit autoimun, dr Stevent mengungkapkan bahwa ada dua hal. Kondisi autoimunitas tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja.

"Walaupun bisa karena kondisi genetik, tetapi sebenarnya banyak faktor lain yang bisa memicu kondisi autoimunitas dari dalam tubuh, maupun dari lingkungan," ungkap dr Stevent.

Misalnya, penyebab seseorang memiliki penyakit autoimun karena stres berkepanjangan, pola diet yang salah, infeksi virus, kondisi udara atau polusi, atau bisa juga karena makanan yang dikonsumsi.

Namun, kata dr Stevent, kabar baiknya, kondisi autoimunitas ini, baik pada perempuan maupun laki-laki dapat dikendalikan, apabila kita bisa memperbaiki kondisi tubuh, memperbaiki kondisi lingkungan, menjaga pola diet, mengatur pola pikir supaya tidak stres.

"Maka, besar kemungkinan kondisi autoimunitas ini, dibarengi dengan terapi yang diberikan oleh dokter, bisa mengendalikan kondisi tersebut dengan baik," imbuh dr Stevent.

Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Autoimun Radang Usus dan Pengobatannya

Kapan harus curiga mengalami penyakit autoimun?

Sementara itu, gejala penyakit autoimun, dikatakan dr Stevent, bahwa sangat sulit untuk mengetahui atau menyadari bahwa seseorang memiliki kondisi penyakit autoimun dalam tubuhnya.

"Karena seperti kita ketahui tadi, bahwa ada 150 macam penyakit autoimun yang sudah dikenali, namun masing-masing memiliki gejala yang berbeda-beda," papar dr Stevent.

Tetapi, ada beberapa hal yang bisa dipahami, kapan kita dapat mencurigai bahwa kita memiliki kondisi autoimunitas.

Dr Stevent mengatakan, jika Anda termasuk populasi kunci, yakni perempuan usia produktif, lalu memiliki keluhan yang sifatnya menahun dan tidak kunjung membaik, pada kondisi ini perlu curiga pada kondisi kesehatan.

Misalnya, brain fog yakni sulit berkonsentrasi, kelelahan, nyeri sendi, sakit otot, gangguan saluran cerna, dan kondisi-kondisi seperti itu berlangsung selama berminggu-minggu.

"Dari situlah, kita harus mencurigai apakah kita mengalami kondisi autoimunitas atau tidak," ungkap dr Stevent.

Baca juga: Positif Covid-19 dan Punya Riwayat Autoimun seperti Ashanty, Benarkah Efeknya Lebih Parah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com